Di Eropa Metformin telah digunakan sejak tahun 1970 sebagai terapi diabetes tipe 2, penggunaannya meningkat seiring dengan hasil publikasi dari penelitian UKPDS, tetapi perhatian terhadap risiko asidosis laktat memperlambat penggunaan metformin dalam praktek klinisi di Amerika hingga tahun 1995 bahkan tetap mendapatkan perhatian serius hingga kini, generasi pertama golongan biguanide yaitu phenformin jelas menyebabkan asidosis laktat dan dikhawatirkan akan berkaitan erat pula dengan metformin, estimasi kejadian asidosis laktat sekitar 10-20 kali pada pemberian metformin dibandingkan phenformin.
Diduga pula berkembangnya asidosis laktat pada pasien yang mendapatkan metformin karena adanya faktor risiko tertentu terutama penyakit iskemia jantung, gangguan fungsi ginjal dan penyakit hati pada pasien diabetes. Tetapi isu prevalensi dan faktor penyebab pasti masih belum dapat dijelaskan dari penelitian-penelitian sebelumnya, sedangkan beberapa survei berskala skala besar mengidentifikasi tidak adanya kasus asidosis laktat pada para pengguna metformin. Untuk membuktikan apakah metformin seharusnya tidak digunakannya pada pasien dengan faktor risiko tinggi dilakukan suatu analisa dari kejadian asidosis laktat pada salah satu rumah sakit umum di Inggris (Wrewxham Maelor) dengan tujuan mengetahui prevelensi asidosis laktat pada populasi RSU Menyelidiki apakah ada hubungan antara pemberian metformin dan faktor pencetus lainnya, serta mengidentifikasi faktor yang berkaitan dengan mortalitas.
Populasi yang dianalisa hingga 250.000 pasien, dengan kriteria asodis laktat yaitu adanya konsentrasi laktat plasma > 5 mm dan pH arteri < 7,2. Semua kasus dinilai dari adanya faktor yang mencetuskan asidosis laktat, kasus asidosis terbagi dalam katergori Cohen dan Woods tipe A (hipoksia jaringan akibat insufisiensi jaringan) atau tipe B (dimana sirkulasi awalnya adalah normal). Insiden asidosis laktat lebih besar terjadi pada pasien diabetes dibandingkan populasi non-diabetes dan tidak ada peningkatan kejadian pada pasien yang mendapatkan metformin. Kadar laktat tidak lebih tinggi pada pasien yang mendapatkan metformin dibandingkan pada pasien diabetes tipe 2 yang tidak mendapatkan metformin meskipun jika pasien dengan gangguan kardiorespirasi akut (Coghen dan Woods kelas A) di ekslusi, asidosis lebih besar terjadi pada pasien diabetes (ion hidrogen 94,9 + 4,6 vs 83,2 + 2,3 .10-9M, dengan nilai p = 0.027), tetapi faktor kadar laktat berperan. Penyakit kardiorespirasi akut, gangguan ginjal akut dan sepsis merupakan faktor umum yang diketahui merupakan faktor pencetus utama. Faktor usia (nilai p=0,01), gagal ginjal akut (nilai p=0,0015) dan sepsis (nilai p=0,005) merupakan faktor yang berkaitan erat pula dengan meningkatnya mortalitas.
Diabetes sendiri dibandingkan dengan terapi menggunakan metformin merupakan faktor risiko yang lebih besar dalam berkembangnya asidosis laktat, diketahui pula asidosis laktat berkaitan erat dengan penyakit akut penyerta pada pasien diabetes. Berdasarkan hal tersebut pedoman terapi diabetes yang memberikan perhatian terhadap pengaruh metformin dalam menyebabkan asidosis laktat nampaknya terlalu berlebihan.
Populasi yang dianalisa hingga 250.000 pasien, dengan kriteria asodis laktat yaitu adanya konsentrasi laktat plasma > 5 mm dan pH arteri < 7,2. Semua kasus dinilai dari adanya faktor yang mencetuskan asidosis laktat, kasus asidosis terbagi dalam katergori Cohen dan Woods tipe A (hipoksia jaringan akibat insufisiensi jaringan) atau tipe B (dimana sirkulasi awalnya adalah normal). Insiden asidosis laktat lebih besar terjadi pada pasien diabetes dibandingkan populasi non-diabetes dan tidak ada peningkatan kejadian pada pasien yang mendapatkan metformin. Kadar laktat tidak lebih tinggi pada pasien yang mendapatkan metformin dibandingkan pada pasien diabetes tipe 2 yang tidak mendapatkan metformin meskipun jika pasien dengan gangguan kardiorespirasi akut (Coghen dan Woods kelas A) di ekslusi, asidosis lebih besar terjadi pada pasien diabetes (ion hidrogen 94,9 + 4,6 vs 83,2 + 2,3 .10-9M, dengan nilai p = 0.027), tetapi faktor kadar laktat berperan. Penyakit kardiorespirasi akut, gangguan ginjal akut dan sepsis merupakan faktor umum yang diketahui merupakan faktor pencetus utama. Faktor usia (nilai p=0,01), gagal ginjal akut (nilai p=0,0015) dan sepsis (nilai p=0,005) merupakan faktor yang berkaitan erat pula dengan meningkatnya mortalitas.
Diabetes sendiri dibandingkan dengan terapi menggunakan metformin merupakan faktor risiko yang lebih besar dalam berkembangnya asidosis laktat, diketahui pula asidosis laktat berkaitan erat dengan penyakit akut penyerta pada pasien diabetes. Berdasarkan hal tersebut pedoman terapi diabetes yang memberikan perhatian terhadap pengaruh metformin dalam menyebabkan asidosis laktat nampaknya terlalu berlebihan.
Sumber : Kalbe.co.id
0 Komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!