Kamis, 31 Maret 2011

Obat Baru Atasi Alzheimer, Sel Punca dari Embrio Manusia

Alzheimer adalah jenis sindrom demensia yang bisa menyerang otak, yang bisa merusak ingatan, pikiran dan prilaku manusia.

Anda atau saudara-saudara terkasih Anda mengidap Alzheimer dan khawatir tidak dapat mengatasinya?
Jangan takut, karena para peneliti AS baru-baru ini berhasil mengubah sel-sel punca menjadi sejenis sel otak bermasalah yang menjadi penyebab penyakit Alzheimer.Itu mungkin jalan bagi penyembuhan dan obat untuk penyakit itu.

Teknologi baru itu bisa menyediakan pasokan sel yang akan digunakan untuk menguji obat baru atau bahkan transplantasi guna membantu mengembalikan ingatan yang hilang pada penderita Alzheimer.
Temuan baru ini dilaporkan Jumat ini dalam jurnal 'Stem Cell' seperti diberitakan Reuters.
Kebanyakan penelitian tentang Alzheimer sebelumnya dilakukan menggunakan tikus yang telah mengalami rekayasa genetik, tetapi dengan teknik baru ini para peneliti bisa mempelajari aspek kunci dari penyakit itu dalam sel manusia.

"Sel-sel ini sangat penting bagi fungsi memori," kata Doktert Jack Kessler dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago, Amerika Serikat, yang melakukan penelitian itu.

Menurut Kessler, timnya akan menggunakan sel punca embrionik itu guna menciptakan neuron-neuron yang diperkirakan ada di antara sel-sel otak pertama yang hilang dalam penyakit Alzheimer.

Sel punca adalah sel utama manusia, sumber dari semua sel. Sel punca embrionik diambil dari embrio manusia dan sifatnya sangat lembut.

Metode untuk mengubah sel punca menjadi sel neuron dikembangkan oleh Christopher Bissonnette, seorang mantan mahasiswa program doktoral di laboratorium Kessler yang terinspirasi dari kakeknya yang meninggal akibat Alzheimer.

Ketika Kessler dan Bissonnette mengimplan sel saraf yang baru berkembang itu ke otak tikus. Otak tikus itu berangsur- normal, lalu menghasilkan serat-serat saraf baru bernama 'axons' dan membentuk zat kimia otak yang disebut 'acetycholine' yang bisa mengembalikan memori dari bagian lain otak.

Para peneliti itu mengatakan teknik itu bisa memproduksi sel dalam jumlah yang tak terbatas.

Kessler mengatakan teknologi ini masih jauh dari sempurna tetapi sudah bisa digunakan untuk mengganti sel memori yang bisa ditranspalasikan kepada penderita Alzheimer.

"Mengetahui lebih jauh tentang apa yang menyebabkan dan yang bisa mencegah kematian sel otak pada penderita Alzheimer tidak disangkal lagi sangat penting untuk masa depan penanganan penderita Alzheimer," kata William Thies, pejabat medis dan ilmuwan pada Asosiasi Alzheimer, satu lembaga yang peduli pada penyakit itu.

Sel punca (Stem cell) adalah sel yang tidak khusus yang berasal dari semua sel yang dikhususkan yang diperoleh. Orang dewasa, sama seperti embrio, memiliki sel punca. Sel punca untuk jenis sel darah berbeda bisa diperoleh dari sumsum tulang atau, dalam jumlah kecil, berasal dari darah. sel punca diperoleh dari janin yang dianggap terbaik karena mereka lebih mungkin untuk bertahan dalam pencangkokan dibading mereka yang diperoleh dari anak-anak atau orang dewasa. Pencangkokkan sumsum tulang adalah salah satu jenis pencangkokkan sel punca, karena sumsum tulang mengandung sel punca yang menghasilkan lebih banyak sel darah.

Pencangkokan sel punca bisa digunakan sebagai bagian pada pengobatan leukemia, jenis lymphoma tertentu (termasuk penyakit Hodgkin), dan anemia aplastic. Yang bisa juga digunakan untuk mengobati anak dengan gangguan genetika tertentu, termasuk thalassemia, anemia sel sickle, dan beberapa metabolisme bawaan atau gangguan immunodeficiency (seperti penyakit granulomatous kronis). Jenis sel punca tertentu bisa juga digunakan sebagai cangkok untuk orang yang sumsum tulangnya dihancurkan dengan kemoterapi atau terapi radiasi dosis tinggi digunakan untuk mengobati kanker seperti kanker payudara. Pencangkokkan sel punca bisa jadi sangat berguna untuk mengobati gangguan lainnya, seperti penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer, dimana sel punca yang dicangkokkan bisa jadi sel otak seperti yang telah dijabarkan sebelumnya.

Sel punca kemungkinan sel orang itu sendiri (sebuah prosedur yang disebut pencangkokan autologous) atau mereka yang adalah donor (sebuah prosedur yang disebut pencangkokan allogeneic). Ketika sel punca orang itu sendiri digunakan, mereka dikumpulkan sebelum kemoterapi atau terapi radiasi karena pengobatan ini bisa merusak sel punca. Mereka disuntikkan kembali ke dalam tubuh setelah pengobatan tersebut.

Untuk pencangkokan sumsum tulang, donor biasanya diberikan bius umum. Kemudian seorang dokter memindahkan sumsum dari tulang pinggul donor dengan sebuah syringe. Pemindahan sumsum tulang memerlukan waktu 1 jam.

Kadangkala sel punca dari orang dewasa diperoleh dari darah pada prosedur pasien rawat jalan. Mula-mula, donor tersebut diberikan obat yang menyebabkan sumsum tulang melepaskan lebih banyak sel punca ke dalam aliran darah. kemudian darah tersebut diambil melalui sebuah kateter dimasukkan ke salah satu lengan dan dialirkan melalui sebuah mesin yang memindahkan sel punca. Seluruh darah tersebut kembali ke orang tersebut melalui sebuah kateter yang dimasukkan ke dalam lengan lainnya. Biasanya, sekitar 2 sampai 4 jam sesi selama periode 1 sampai 2 minggu diperlukan untuk memperolah sel batang yang cukup. Sel punca bisa diawetkan untuk digunakan kemudian dengan membekukan mereka.

Dokter menyuntik sel punca ke dalam pembuluh si penerima. Sel punca yang disuntikkan berpindah tempat dan berkembang di dalam tulang si penerima dan menghasilkan sel darah.

Pencangkokan sel punca beresiko karena sel darah putih si penerima telah dihancurkan atau berkurang jumlahnya oleh kemoterapi atau radiasi terapi. Akibatnya, resiko infeksi sangat tinggi untuk sekitar 2 sampai 3 minggu sampai sel punca yang didonasikan bisa menghasilkan sel darah putih yang cukup untuk melindungi dari infeksi.

Masalah lain adalah bahwa sumsum tulang yang baru diperoleh dari orang lain bisa menghasilkan sel yang menyerang sel si penerima, menyebabkan penyakit graft-versus-host. Selanjutnya, gangguan semula bisa terulang.

Resiko infeksi bisa dikurangi dengan menjaga penerima donor di ruang isolasi untuk jangka waktu tertentu (sampai sel yang dicangkokkan mulai menghasilkan sel darah). selama waktu ini, anggota staff dan pengunjung harus menggunakan penutup muka dan baju panjang dan mencuci tangan mereka secara menyeluruh sebelum memasuki ruang tersebut. antibody yang diisolasi dari danar pendonor kemungkinan diberikan secara infus kepada penerima untuk membantu melindungi dari infeksi. Faktor pertumbuhan, yang merangsang produksi sel darag, bisa membantu mengurangi resiko infeksi dan penyakit graft-versus-host.

Penerima cangkok punca sel biasanya tetap tinggal di rumah sakit untuk 1 sampai 2 bulan. Setelah keluar dari rumah sakit, kujungan lanjutan diperlukan pada jarak yang teratur. Kebanyakan orang memerlukan setidaknya 1 tahun untuk sembuh.

Apakah Sel Punca (Stem Cell)?
Sel punca adalah sel yang tidak dapat dibedakan. Yang artinya bahwa mereka memiliki potensi untuk menjadi salah satu dari berbagai jenis sel berbeda yang dikhususkan. Beberapa sel punca bisa dipicu untuk menjadi sel jenis apa saja didalam tubuh. yang lainnya siap membedakan sebagian; sel punca ini bisa menjadi, misal, jenis syaraf apapun atau sel glandular. Sel punca membelah, menghasilkan lebih banyak sel punca, sampai mereka dipicu untuk berspesialisasi. Kemudian sebagimana mereka terus membelah, mereka menjadi lebih dan lebih khusus sampai mereka kehilangan kemampuan untuk menjadi apapun tetapi salah satu jenis sel. Sel punca menghasilkan seluruh sel di dalam tubuh-lebih dari 200 jenis sel, termasuk darah, sayaraf, otot, jantung, glandular, sel kulit.

Para peneliti berpikir bahwa sel punca bisa langsung diperbaiki atau sel digantikan atau jaringan rusak atau dihancurkan oleh beberapa gangguan seperti penyekit Alzheimer, penyakit Parkinson, diabetes dan luka punggung. Sel punca bisa diarahkan untuk merangsang kode genetic yang menyebabkan mereka menjadi khusus. Sel punca bisa diperoleh dari 4 symber (tetapi sumber-sumber lainnya bisa cepat ditemukan) :

Embrio : sel punca diambil dari embrio dihasilkan di klinik kesuburan dengan pipa tes kesuburan (in Vitro). Sperma dari pria dan beberapa sel telur dari wanita ditempatkan di piring kultur. Sperma membuahi sel telur dan menghasilkan sel yang membelah, membentuk embrio. Beberapa embrio yang terlihat sangat sehat ditempatkan di rahim wanita. Sisanya dibuang atau dibekukan untuk digunakan kemudian jika diperlukan. Sel punca bisa diperoleh dari embrio yang tidak digunakan. Pada proses tersebut, penggunaan sel punca dari embrio adalah controversial. Para peneliti berpikir bahwa sel punca ini sangat berpotensi untuk menghasilkan jenis sel yang berbeda dan untuk bertahan hidup setelah dicangkokkan.

Janin: setelah 8 minggu pembentukan, embrio disebut sebuah janin. Sel punca bisa diperoleh dari janin yang telah gugur atau diaborsi.

Tali pusat: sel punca bisa diperoleh dari darah pada tali pusat atau plasenta setelah seorang bayi dilahirkan. Sel punca ini bisa menghasilkan hanya sel darah.

Anak dan dewasa: sumsum tulang dan darah pada anak dan orang dewasa mengandung sel punca. Sel punca ini bisa menghasilkan hanya sel darah. Sekarang ini, sel punca hanya digunakan untuk pencangkokkan sel-sel ini. 




0 Komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!