Kita seringkali menjumpai ada anak-anak mengalami kejang, entah karena anak tersebut demam atau penyebab yang lain. Menurut dr. Erni, SpA(K) dari Rumah Sakit Siloam Surabaya, kejang pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Pada bayi baru lahir, kejang diakibatkan oleh cidera karena persalinan, kekurangan oksigen dan bayi kuning. Jika kejang pada bayi berusia 5-6 bulan dikarenakan terdapat infeksi otak, trauma kepala, kekurangan cairan yang ditandai dengan muntah dan diare, epilepsi atau kejang karena demam.
Lebih lanjut dikatakannya, kejang diakibatkan oleh kekurangan oksigen di otak, kekurangan zat gula di otak, serta pembengkakan otak. Dampak dari kejang, berakibat menjadikan anak cacat fisik dan cacat mental. Misalkan anak akan mengalami keterlambatan berfikir dan keterlambatan bicara serta sulit berkonsentrasi, gangguan perilaku, gangguan belajar, epilepsi dan yang paling fatal si anak bisa meninggal.
Salah satu kejang yang sering dialami anak-anak adalah Kejang Demam (KD), yakni kejang yang diakibatkan oleh kenaikan tubuh secara mendadak karena penyakit di luar otak. KD sederhana sifatnya umum yang ditandai kejang selama kurang dari lima belas menit dan berhenti dengan sendirinya pada usia 6 bulan sampai 6 tahun. Hal ini terjadi akibat proses diluar inctractanial tanpa infeksi saraf. Jika memang itu terjadi pada si buah hati anda, bagaimana mengatasinya?
Perhatikan tips berikut ini dari dr. Erni Sp. A(K) dari RS Siloam Surabaya :
1. Jangan Panik dan Longgarkan Bajunya
Jika anak sedang kejang usahakan jangan panik, segera longgarkan kancing pakaiannya, terutama di sekitar leher dan sabuknya untuk memudahkan anak bernafas, serta lepas atau buang semua yang menghambat saluran pernafasannya. Jadi kalau sedang makan, tiba-tiba anak kejang atau ada sesuatu di mulutnya saat kejang, segera keluarkan makanan tersebut.
2. Jauhkan Anak dari Kerumunan Orang
Anak yang kejang dilarang untuk dikerumuni banyak orang, agar tidak kehabisan oksigen dan lebih leluasa menghirup udara.
3. Atur Posisi Anak
Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut dan hidung. Hal ini untuk membuka jalan pernapasan anak agar tidak tersumbat dan berakibat lebih fatal.
4. Jangan Memasukkan Sesuatu ke Mulut Anak
Mitos yang berkembang di masyarakat, jika anak kejang disuruh memasukan sendok yang dililit kain. Hal itu akan berakibat fatal. Kejadian itu akan bisa merusak sendi tulang rahangnya. Termasuk jangan memasukkan jari Anda ke mulut anak, jika anak memasukkan jarinya ke mulut saat kejang segera keluarkan, karena saat kejang jari yang masuk ke mulut bisa terluka dan bahkan bisa putus.
5. Jangan Beri Kopi
Kopi bisa menurunkan ambang batas kejang pada anak. Seharusnya anak akan mengalami kejang pada suhu badan 38-39 derajat celcius, tetapi dengan pemberian kopi anak akan mengalami kejang pada suhu badan 37-38 derajat celcius. Sehingga kopi akan mempercepat anak menjadi kejang kembali dengan suhu badan lebih kecil.
6. Ukur Suhu, Observasi dan Catat Lama serta Bentuk Kejangnya
7. Orang Tua Tetap Bersama Anak Saat Kejang
8. Berikan Diazepam Rektal
Saat kejang, obat ini segera berikan secara oral dari dubur anak. Obat ini jangan diberikan jika kejang berakhir.
9. Jika Sakit Berlanjut Hubungi Dokter
Bawa ke dokter atau Rumah Sakit bila kejang berlangsung selama lebih dari lima belas menit. Berikan obat kejang sesuai dengan rekomendasi dokter saat suhu badan anak mendekati 39 derajat celcius.
Sumber : Surabaya-ehealth.org
0 Komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!