Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Pediatric Blood and Cancer.
Ketika menjalani kemoterapi, pasien kanker sering mengalami efek samping seperti kehilangan nafsu makan, mual atau kesulitan mengunyah dan menelan. Jahe bisa mengurangi efek samping tersebut.
Para dokter di All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), New Delhi, sekarang sedang mencari cara herbal untuk membantu pasien kanker mengatasi efek samping dari kemoterapi.
Ahli onkologi di rumah sakit tersebut telah bereksperimen dengan bubuk jahe untuk mengurangi keparahan muah, mudah yang ditimbulkan karena kemoterapi (chemotherapy induced nausea vomiting atau CINV).
Mual dan muntah adalah efek samping paling utama pada pasien kanker setelah menjalani perawatan kemoterapi.
"Tingkat keparahan mual muntah yang diinduksi kemoterapi dapat dikurangi dengan jahe, eksperimen kami menunjukkan demikian," Dr Sameer Bakhshi, dari Departemen Onkologi Medis, AIIMS, New Delhi, seperti dilansir Indiavision.
Setelah keberhasilan penelitian tersebut, dokter di AIIMS dapat mengatakan bahwa ada kebutuhan untuk menyedian bubuk akar jahe dalam bentuk kapsul dalam dosis bervariasi untuk digunakan sebagai terapi tambahan pada pasien yang menerima kemoterapi dengan potensi muntah yang tinggi.
Dalam penelitian tersebut, peneliti memiliki secara acak 60 pasien berusia antara 18 hingga 21 tahun. "Ini adalah penelitian double-blind acak institusional tunggal yang dilakukan di pusat kami di tahun 2009. Baik pasien maupun pewawancara pasien tahu tentang pasien yang diberikan dengan dosis bubuk akar jahe, "kata Dr Bakhshi, yang memimpin penelitian.
Dia mengatakan bahwa dosis yang diberikan sesuai dengan berat orang tersebut. Sementara pasien yang beratnya antara 20 kg hingga 40 kg diberikan 167 mg kapsul bubuk akar jahe, sedangkan pasien dalam kategori berat 40 kg hingga 60kg diberikan 400 mg.
Enam kapsul akar jahe diberikan pada interval waktu yang berbeda setelah mulai infus kemoterapi.
"Meskipun bubuk akar jahe efektif dalam mengurangi keparahan mual dan muntah akut, itu tidak menghilangkan gejala sepenuhnya. Kapsul ditoleransi dengan baik oleh anak-anak dan orang dewasa muda dalam studi kami dan tidak ada efek samping," katanya.
Para dokter di All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), New Delhi, sekarang sedang mencari cara herbal untuk membantu pasien kanker mengatasi efek samping dari kemoterapi.
Ahli onkologi di rumah sakit tersebut telah bereksperimen dengan bubuk jahe untuk mengurangi keparahan muah, mudah yang ditimbulkan karena kemoterapi (chemotherapy induced nausea vomiting atau CINV).
Mual dan muntah adalah efek samping paling utama pada pasien kanker setelah menjalani perawatan kemoterapi.
"Tingkat keparahan mual muntah yang diinduksi kemoterapi dapat dikurangi dengan jahe, eksperimen kami menunjukkan demikian," Dr Sameer Bakhshi, dari Departemen Onkologi Medis, AIIMS, New Delhi, seperti dilansir Indiavision.
Setelah keberhasilan penelitian tersebut, dokter di AIIMS dapat mengatakan bahwa ada kebutuhan untuk menyedian bubuk akar jahe dalam bentuk kapsul dalam dosis bervariasi untuk digunakan sebagai terapi tambahan pada pasien yang menerima kemoterapi dengan potensi muntah yang tinggi.
Dalam penelitian tersebut, peneliti memiliki secara acak 60 pasien berusia antara 18 hingga 21 tahun. "Ini adalah penelitian double-blind acak institusional tunggal yang dilakukan di pusat kami di tahun 2009. Baik pasien maupun pewawancara pasien tahu tentang pasien yang diberikan dengan dosis bubuk akar jahe, "kata Dr Bakhshi, yang memimpin penelitian.
Dia mengatakan bahwa dosis yang diberikan sesuai dengan berat orang tersebut. Sementara pasien yang beratnya antara 20 kg hingga 40 kg diberikan 167 mg kapsul bubuk akar jahe, sedangkan pasien dalam kategori berat 40 kg hingga 60kg diberikan 400 mg.
Enam kapsul akar jahe diberikan pada interval waktu yang berbeda setelah mulai infus kemoterapi.
"Meskipun bubuk akar jahe efektif dalam mengurangi keparahan mual dan muntah akut, itu tidak menghilangkan gejala sepenuhnya. Kapsul ditoleransi dengan baik oleh anak-anak dan orang dewasa muda dalam studi kami dan tidak ada efek samping," katanya.
Sumber : http://www.detikhealth.com
0 Komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!