Karena banyak mengandung serat, berondong jagung atau pop corn dinilai
sama sehatnya dengan buah dan sayuran dan bahkan ada yang menilai
berondong lebih sehat. Benarkah demikian? Para ahli mengatakan, semua
tergantung cara memasaknya.
Klaim bahwa pop corn lebih sehat dari sayuran datang dari hasi penelitian di University of Scranton, Pennsylvania. Para ahli yang melakukan penelitian tersebut menemukan, kandungan antioksidan polifenol dalam pop corn lebih banyak dari sayuran.
Sebagai salah satu senyawa antioksidan, polifenol diketahui sangat bermanfaat bagi kesehatan. Senyawa ini bisa mencegah berbagai jenis kanker serta menghambat proses penuaan sehingga bagus untuk mencegah gangguan metabolisme dan juga jantung.
Selain itu, pop corn atau berondong juga banyak mengandung serat. Karena berupa jagung utuh yang belum banyak melewati proses pengolahan, kandungan seratnya mencapai 5 gram tiap 4 porsi atau setara dengan gandum utuh yang sering dipakai dalam sereal.
Meski demikian, seorang ahli nutrisi dari Todayhealth, Joy Bauer mengatakan bahwa dalam kenyataannya manfaat pop corn tidak sebesar teorinya. Dalam praktiknya, ada banyak bahan yang ditambahkan sehingga membuat pop corn menjadi tidak sehat untuk dikonsumsi terlalu banyak.
Laporan terbaru dari Center for Science in the Public Interest menunjukkan, satu porsi pop corn yang biasa dijual di bioskop mengandung rata-rata 1.200 kalori dan 60 gram lemak jenuh. Jumlah ini berlebihan karena setara dengan 3 kali lipat dari kebutuhan sehari-hari.
Kalori dan lemak yang begitu banyak umumnya datang dari minyak yang digunakan saat memasak. Joy menyarankan, jika ingin lebih sehat maka sebaiknya pop corn dimasak tanpa tambahan tetapi minyak atau mentega meski rasanya mungkin menjadi lebih hambar.
"Masak tanpa memakai minyak apapun, maka snack sehat ini hanya akan mengandung 30 kalori tiap porsinya. Ini akan sangat mengagumkan untuk ukuran snack, mengingat keripik kentang mengandung rata-rata 150 kalori pada porsi yang sama," kata Joy seperti dikutip dari MSNBC.
Selain itu, pop corn yang diproduksi secara massal di pabrik-pabrik juga sering menggunakan diasetil atau perasa mentega buatan. Senyawa ini diketahui bisa memicu kerusakan serius pada paru-paru yang sering dialami oleh karyawan pabrik pop corn.
Klaim bahwa pop corn lebih sehat dari sayuran datang dari hasi penelitian di University of Scranton, Pennsylvania. Para ahli yang melakukan penelitian tersebut menemukan, kandungan antioksidan polifenol dalam pop corn lebih banyak dari sayuran.
Sebagai salah satu senyawa antioksidan, polifenol diketahui sangat bermanfaat bagi kesehatan. Senyawa ini bisa mencegah berbagai jenis kanker serta menghambat proses penuaan sehingga bagus untuk mencegah gangguan metabolisme dan juga jantung.
Selain itu, pop corn atau berondong juga banyak mengandung serat. Karena berupa jagung utuh yang belum banyak melewati proses pengolahan, kandungan seratnya mencapai 5 gram tiap 4 porsi atau setara dengan gandum utuh yang sering dipakai dalam sereal.
Meski demikian, seorang ahli nutrisi dari Todayhealth, Joy Bauer mengatakan bahwa dalam kenyataannya manfaat pop corn tidak sebesar teorinya. Dalam praktiknya, ada banyak bahan yang ditambahkan sehingga membuat pop corn menjadi tidak sehat untuk dikonsumsi terlalu banyak.
Laporan terbaru dari Center for Science in the Public Interest menunjukkan, satu porsi pop corn yang biasa dijual di bioskop mengandung rata-rata 1.200 kalori dan 60 gram lemak jenuh. Jumlah ini berlebihan karena setara dengan 3 kali lipat dari kebutuhan sehari-hari.
Kalori dan lemak yang begitu banyak umumnya datang dari minyak yang digunakan saat memasak. Joy menyarankan, jika ingin lebih sehat maka sebaiknya pop corn dimasak tanpa tambahan tetapi minyak atau mentega meski rasanya mungkin menjadi lebih hambar.
"Masak tanpa memakai minyak apapun, maka snack sehat ini hanya akan mengandung 30 kalori tiap porsinya. Ini akan sangat mengagumkan untuk ukuran snack, mengingat keripik kentang mengandung rata-rata 150 kalori pada porsi yang sama," kata Joy seperti dikutip dari MSNBC.
Selain itu, pop corn yang diproduksi secara massal di pabrik-pabrik juga sering menggunakan diasetil atau perasa mentega buatan. Senyawa ini diketahui bisa memicu kerusakan serius pada paru-paru yang sering dialami oleh karyawan pabrik pop corn.
Sumber : Detikhealth.com
0 Komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!