Kamis, 03 Maret 2011

Hemoptisis ( Batuk Darah)

1. Pengertian
Batuk darah (hemaptoe) artinya adanya pengeluaran darah yang berasal dari saluran pernafasan. 

Batuk darah atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan hemoptisis adalah ekspetorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring atau perdarahan yang keluar ke saluran napas di bawah laring.
Batuk darah merupakan tanda atau gejala dari penyakit dasar. Maka penyebabnya harus segera ditemukan dengan pemeriksaan yang seksama.

Berbeda dengan muntah darah, batuk darah akan keluar bersama riak (bukan bersama makanan). Darah yang berasal dari saluran pernafasan biasanya cenderung lebih segar, karena darah dari saluran pencernaan (alias muntah darah) biasanya akan terkontaminasi dengan asam lambung sehingga menjadi lebih gelap.

2. Etiologi
Penyebab Batuk darah atatu hemoptisis adalah antara lain sebagai berikut :
- Infeksi : TBC, bronkiektasis, pneumonia, abses paru, aspergillosis
- Tumor : Karsinoma paru
- Kardiovaskuler : mitral stenosis, ruptur aneurisma toraksik, malformasi arteriovenous

Darah yang berasal dari muntah darah adalah dari saluran pencernaan. Seperti muntah pada umumnya, muntah darah (atau yang dikenal dengan istilah kedokteran hematemesis) didahului oleh adanya aliran balik dari pergerakan saluran pencernaan dan dapat diikuti oleh mual. Darah yang keluar dapat tercampur oleh sisa makanan lain. Warna darah bisa merah segar atau kehitaman.

Sedangkan untuk batuk darah berbeda. Darah berasal dari saluran pernapasan. Warna darah merah segar dan tampak bercampur dengan lendir dan tampak berbusa karena adanya gelembung – gelembung udara.

3. Patofisiologi
Saluran pernapasan terdiri dari berbagai saluran dimulai dari rongga hidung sampai saluran – saluran kecil alveoli di paru – paru. Pada setiap saluran ini terdapat pembuluh darah. Umumnya penyebab terjadinya pendarahan sehingga terjadi batuk darah adalah karena robeknya lapisan saluran pernapasan sehingga pembuluh darah di bawahnya ikut sobek dan darah mengalir keluar. Adanya cairan darah kemudian dikeluarkan oleh adanya reflex batuk.


Batuk darah yang masif alias banyak (>200 cc atau lebih dari satu gelas belimbing) dapat mengganggu saluran pernafasan dan merupakan indikasi untuk segera ke rumah sakit. Kondisi ini membahayakan karena gumpalan darah dapat menyumbat saluran pernafasan, dan menimbulkan kematian.

Hal – hal yang sering menyebabkan terjadinya batuk darah antara lain :
* Adanya infeksi saluran pernapasan
Di Indonesia, penyakit TBC merupakan penyebab batuk darah karena infeksi yang paling sering (30%). Diikuti dengan pneumonia, dan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan jamur (penyakit ini lebih sering diderita oleh orang yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh seperti penderita AIDS)
* Kanker (15%)
* Penyebab lainnya seperti adanya trauma saluran pernapasan
Hal ini terutama lebih sering dialami oleh anak – anak yang secara tidak sengaja menelan benda – benda tajam.
* Penggunaan obat – obatan tertentu seperti obat anti pembekuan darah.

4. Penanganan 
a. Penanganan Pertama
Penanganan pertama batuk darah adalah penghentian perdarahan serta pencegahan batuk. Jaga kebersihan udara di sekitar penderita, termasuk tempat tidur, dan rumah. Berikan ventilasi dan sinar matahari agar penderita dapat bernafas dengan segar, sehingga diharapkan tidak batuk lagi. Selain itu, pemberian terapi obat-obatan biasanya pertama kali juga ditujukan untuk mencegah batuk dan menghentikan perdarahan.

b. Penanganan Gawat Darurat
Saat mengalami batuk darah, sebaiknya Anda segera mencari pertolongan kesehatan untuk mencari penyebab batuk darah dan mengatasinya. Namun, Anda tidak perlu panik, karena tidak semua batuk darah menandakan keadaan mengancam jiwa. Hal ini dilihat dari berapa jumlah darah yang dibatukkan. Dikatakan batuk darah hebat apabila jumlah darah yang dibatukkan melebihi 300ml (kira – kira setengah botol air mineral ukuran sedang) dalam 24 jam. Semakin banyak jumlah darah yang dibatukkan apalagi dalam waktu yang singkat, maka keadaan semakin berbahaya.

Ada beberapa keadaan pengecualian, misalnya terdapat sumbatan saluran napas sehingga darah tidak dapat dibatukkan. Keadaan ini lebih berbahaya, karena darah tidak dapat dikeluarkan dan memperparah sumbatan saluran pernapasan. Selain itu, orang yang bersangkutan tidak menyadari adanya pendarahan saluran napas karena darah tidak ’keluar’.

Tanda – tanda lain yang dapat membantu menentukan apakah keadaan pasien dengan batuk darah dalam keadaan gawat antara lain :
* Kepala terasa ringan seperti melayang
* Haus
* Pasien bernapas dengan cepat (lebih dari 24 kali per menit)
Dengan demikian, tidak semua batuk darah digambarkan tingkat kegawatannya melalui jumlah darah yang dibatukkan, maka apabila Anda mengalami batuk darah, sebaiknya segera mencari pertolongan.

5. Hubungan Batuk Darah dengan Penyakit TBC
- Batuk darah karena TBC ?
- Apakah semua batuk darah disebabkan karena penyakit TBC ?
- Belum tentu.

- Apakah TBC menyebabkan batuk darah ?

- Batuk darah bisa merupakan salahsatu dari sekian gejala dari TBC, tapi biasanya itu merupakan gejala lanjut.

- Apa bedanya batuk darah yang disebabkan karena TBC dengan batuk darah karena penyakit lain?
- Sebelumnya, perlu diketahui bahwa batuk darah dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit.
- Bisa oleh karena infeksi kuman Tuberculosis ( dikenal oleh penyakit paru/ TBC) , atau bisa juga karena kelainan jantung, atau karena infeksi lainnya juga bisa.

Batuk darah karena penyakit TBC biasanya disertai oleh keluhan lain, seperti nafsu makan berkurang, demam yang tidak terlalu tinggi, badan terasa lebih berkeringat (terutama saat tidur malam hari), dan penurunan berat badan.

Paru dengan infeksi TBC (lingkaran merah) pada paru kanan dan 
kiri
 Paru dengan infeksi TBC (lingkaran merah) pada paru kanan dan kiri



Untuk mengetahui apakah batuk darah disebabkan karena TBC diperlukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan dahak (sputum) dan foto rontgen dada.

Pengobatan yang diberikan untuk TBC biasanya golongan antibiotika khusus, seperti Isonizid/INH, Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, yang bisa didapatkan gratis melalui Puskesmas /Rumah Sakit (karena disubsidi langsung oleh WHO).

Antibiotika ini juga bisa didapat jika berobat lewat praktek dokter pribadi tapi biayanya cukup mahal loh.
Penggunaan antibiotika pada penyakit TBC harus berupa kombinasi 2 macam obat atau lebih, untuk mencegah kuman TBC kebal / resisten terhadap pengobatan ini.

Secara global, kuman yang sudah kebal terhadap pengobatan antibiotika atau disebut MultiDrug Resisten TB, mengakibatkan penyakit TB semakin sulit untuk disembuhkan.

Kekebalan kuman TB bisa disebabkan karena :
1. Pengobatan yang tidak tuntas / putus tengah jalan.
Karena lamanya jangka waktu terapi TB (bisa 6 bahkan 9 bulan) banyak penderita TB yang memutuskan menghentikan pengobatan begitu gejala batuknya hilang.

Ini berbahaya karena sesungguhnya kuman TB masi ada didalam paru, sehingga jika pengobatan tidak selesai, suatu saat bisa kambuh/ relaps lagi, tetapi sudah tidak mempan dengan pengobatan antibiotik yang terdahulu.

2. Efek samping dari pengobatan / terapi TB sendiri
Antibiotika untuk TB atau OAT (=Obat Anti TB) memang ada beberapa efek samping yang bisa mengkhawatirkan pasien untuk meneruskan minum obat. Diantaranya ikterus (sklera bola mata kuning), hepatitis karena dosis obat terlalu besar (mengakibatkan mual), tuli (saraf pendengaran terganggu), dan sebagainya.

Yang perlu diketahui, jika terasa timbul efek samping, sebelum menghentikan pengobatan harus berkonsultasi dengan petugas medis terlebih dahulu. Tidak selalu OAT harus dihentikan, mungkin diganti jenisnya, atau dikurangi dosis pemakaian juga bisa menghentikan efek samping tersebut



Sumber Referensi : 
- http://puskesmassimpangempat.wordpress.com/2009/06/18/kenapa-aku-batuk-darah
- http://alvintonang.blogspot.com/2008/12/jangan-remehkan-batuk-darah.html


0 Komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!