Sabtu, 26 Maret 2011

TBC Makin Sulit Diberantas Karena Kumannya Makin Kebal

Meski jumlah penderitanya terus berkurang, tuberculosis (TBC) di Indonesia masih tetap dianggap sebagai ancaman serius. Pasalnya ada banyak tantangan dalam penanggulangannya, termasuk resistensi atau kekebalan kuman TBC terhadap obat.
img


Kuman yang kebal terhadap minimal 2 obat TBC yakni isoniazid (INH) dan rifampicin disebut sebagai Multiple Drug Resistance (MDR) TBC. Kadang-kadang, MDR-TBC disertai juga dengan resistensi obat TBC lini pertama lainnya termasuk ethambutol, streptomycin dan pirazinamide.

Karena sudah kebal terhadap obat-obat lini pertama, MDR TBC harus diobati dengan obat TBC lini kedua yang tentu efek sampingnya lebih berat. Jika ternyata kumannya juga sudah kebal terhadap obat lini kedua, maka istilahnya menjadi Extensive Drug Resistance (XDR) TBC.

XDR TBC ditandai dengan kekebalan kuman TBC terhadap obat TBC lini kedua yakni golongan floroquinolon. Kekebalan terhadap floroquinolon juga disertai kekebalan terhadap salah satu obat suntik lini kedua seperti kanamycin, amikasin dan capreomycin.

Salah satu faktor penyebab kuman menjadi resisten adalah pengobatan yang tidak tuntas, sehingga kuman yang belum benar-benar mati akan membentuk sistem kekebalan baru. Akibatnya ketika diberi obat yang sama, kuman itu sudah tidak mempan lagi.

"Obat yang ada sekarang masih harus diminum selama 6 bulan. Kebanyakan pasien tidak patuh, baru 2 bulan berhenti karena merasa gejalanya sudah membaik," ungkap Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Keseahatan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama.

Ditemui dalam konferensi pers di Gedung Kemenkes, Jumat (18/3/2011), Tjandra Yoga mengakui bahwa MDR/XDR TBC merupakan salah satu tantangan dalam penanggulangan TBC. Meski begitu, ia optimistis 4 target Milenium Development Goals terkait TBC akan tercapai pada 2015.

Dari 4 target itu, 3 sudah tercapai sejak 2009 yakni angka kematian 46/100.000 jumlah penduduk, angka penemuan kasus 70 persen dan keberhasilan pengobatan 85 persen. Target yang belum tercapai tinggal prevalensi TBC 221/100.000 jumlah penduduk yang pada 2009 masih 244/100.000 jumlah penduduk.
 
 
Sumber : Detikhealth.com

0 Komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!