Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darh dengan melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi jugamenyebabkan gejala yang menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat hipoglikemik per-oral. Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering terjadi dan lebih berat.
Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya.
Jika dosisnya lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah.
Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-diam menggunakan insulin atau obat hipoglikemik untuk dirinya.
Jika dosisnya lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah.
Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-diam menggunakan insulin atau obat hipoglikemik untuk dirinya.
Hipoglikemia juga bisa terjadi akibat gagal ginjal atau gagal jantung, kanker, kekurangan gizi, kelainan fungsi hipofisa atau adrenal, syok dan infeksi yang berat.
Penyakit hati yang berat (misalnya hepatitis virus, sirosis atau kanker) juga bisa menyebabkan hipoglikemia.
Penyakit hati yang berat (misalnya hepatitis virus, sirosis atau kanker) juga bisa menyebabkan hipoglikemia.
A. Konsep Dasar Hipoglikemi
1. Pengertian
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah dibawah 60 mg/dl, yang merupakan komplikasi potensial terapi insulin atau obat hipoglikemi oral.( Hudak / Galu)
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl secara abnormal rendah. ( http :/ www. Indonesiasehat. Com )
2. Etiologi
-Regimen insulin yang tidak fisiologis.
-Overdosis insulin atau sulfonylurea
-Tidak makan
-Tidak mengkonsumsi kudapan yang telah direncanakan
-Gerak badan tanpa kompensasi makanan
-Penyakit ginjal stadium akhir
-Penyakit hati stadium akhir
-Konsumsi alcohol
-Kebutuhan insulin
-Penyembuhan dari keadaan stress
-Penggunaan zat – zat hipoglikemia
3. Patofisiologi
Ketergantungan otak pada setiap saat pada glukosa yang disuplai oleh sirkulasi diakibatkan oleh ketidakmampuan otak untuk membakar asam lemak yang panjang, kurangnya simpanan glukosa sebagai glukogen didalam otak orang dewasa dan ketidaksetiaan keton dalam fase makan atau kondisi post absortif. Saat gula daran turun, tiba – tiba otak mengendali defisiensi energinya setelah kadar serum menurun jauh dibawah sekitar 45mg/dl.
4. Tanda dan Gejala Klinis
- Gejala adrenergic atau system syaraf otonom :
ü Pucat
ü Diahforesis
ü Takikardi
ü Rasa lapar
ü Palpitasi
ü Tremor halus
ü Gugup
ü Cepat marah
ü Parestisia pada bibir dan Jari
ü Piloereksi
- Gejala Neuroglikopenia atau system syaraf pusat :
ü Sakit kepala
ü Konfulsi
ü Parestesis sirkumoral
ü Merasa lelah
ü Bicara tidak jelas
ü Diplopia
ü Emosi labil
ü Sering menguap
ü Gerakan spastic pada tungkai bawah
ü Kejang dan koma
- Perubahan Psikis karena hipoglikemia :
ü Depresi dan iritabel
ü Ngantuk pada jam bangun dan malam hari tidak bias tidur
ü Tidak mampu kosentrasi
- Gejala karena efek hipoglikemik pada system muskuler :
ü Lemah
ü Mudah capek
5. Pemeriksaan Diagnostik
Ø Tes glukosa darah melalui finger – stick
Ø Hemoglobin glikosilat bisa normal atau tinggi
Ø Lipid serum bisa normal atau abnormal
Ø Keton bias negative atau positif
Ø Dasar diagnosis terbukti hipoglikemi dipakai trias whipple :
o Hipoglikemi dengan gejala – gejala syaraf pusat, psikiatrik, vasomotrik.
o Penentuan kadar glukosa darah berulang ditemukan dengan harga < 50mg %.
o Gejala akan hilang dengan pemberian glukosa.
6. Penatalaksanaan
1) Bila pasien sadar atau fase adrenergic, beri karbohidrat 15g ( 3 tablet glukosa atau 120cc jus buah tanpa gula atau 3 permen atau 3 sendok makan glukosa atau 6 ons minuman cola, dan 6 ons jus jeruk ).
2) Bila pasien tidak sadar atau fase neurologic, beri 1 ampul 50% dextrose ( iv bolus ) atau D40%, 25 – 50cc iv, cairan ruwatan D10 – hipoglikemi menghilang.
3) Mencari dan mengobati penyakit dasar.
B. Askep Secara Teori Pada Hipoglikemia
1. Pengkajian
o Biodata
o Riwayat Penyakit Sekarang
o Riwayat Penyakit Dahulu
o Riwayat Penyakit Keluarga
o Kardiovaskuler
o Neurovaskuler
o Gastrointestinal
o Urinarius
o Seksual
o Penglihatan Kabur
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan poliuria, asupan kurang, dan kurang pengetahuan.
b. Kelelahan yang berhubungan dengan nutrisi yang tidak adekuat ( dari keadaan glikemik ) dan kelamahan otot.
c. Perubahan nutrisi kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan perubahan metabolisme, dan kurang asupan makanan.
d. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan kebutuhan.
e. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi.
f. Ketakutan yang berhubungan dengan penyakit kronis yang berlangsung selama hidup, perubahan pola hidup, pemakaian insulin, dan kehilangan pekerjaan.
g. Defisit pengetahuan tentang penyakit DM, obat serta efek dan efek samping, keterampilan perawatan diri ( injeksi insulin dan HBGM ( memantau glukosa darah dirumah ), diet, aktivitas yang berhubungan dengan tidak ada informasi baru tentang DM, serta pengobatannya.
h. Resiko terhadap infektif penatalaksanaan regimen terapeutik ( individual ).
3. Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil
Õ Menunjukan tanda – tanda keseimbangan cairan
Õ Rasa lelah berkurang dengan skala 0 – 5
Õ Resiko infeksi berkurang
Õ Menunjukan tanda nutrisi yang adekuat
Õ Rasa cemas berkurang
Õ Memperoleh pengetahuan yang cukup
Intervensi
À Memperbaiki status cairan
À Mempertahankan nutrisi yang adekuat
À Mengurangi kelelahan
À Menghindari infeksi
À Mengurangi rasa cemas atau takut
À Memberi pengetahuan
4. Evaluasi Keperawatan
Z Keseimbangan cairan membaik
Z Kelelahan berkurang dan tidak merasa lelah
Z Resiko infeksi berkurang
Z Nutrisi yang adekuat dan dapat mempertahankan berat badan dan dapat memilih makanan, jumlah, dan distribusi makanan yang cocok.
Z Rasa takut atau cemas berkurang
Z Memperoleh pengetahuan yang cukup
Daftar Pustaka
Rumahorbo Hotma , S.kep. 1999. “ Asuhan Keperawatan Klien dengan Sistem Endokrin “. Jakarta : EGC.
Baradero Mary , SPC , MN . 2009.” Seri Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Endokrin “. Jakarta : EGC.
Gallo & Hundak. 1996. “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume II ”. Jakarta : EGC.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!