Senin, 03 Oktober 2011

Abocath

1. Definisi
Infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk memasukkan obat atau vitamin kedalam tubuh pasien. Infeksi dapat menjadi komplikasi utama dari terpi intra vena ( IV ) terletak pada system infus atau tempat menusukkan vena (darmawan, 2008).

Untuk melakukan prosedur pemasangan infus, salah satu alat dan bahan yang sangat diperlukan adalah abocath/jarum infus IV. Abocath sangat menetukan tingkat keberhasilan pemasangan infus karena tergantung dari pemilihan ukuran dan bentuk sesuai dengan ukuran vena  atau kondisi pasien.

2. Macam-macam Ukuran Abocath
Menurut Potter (1999) ukuran jarum infuse yang biasa digunakan adalah :

1. Ukuran 16
Guna : Dewasa, Bedah Mayor, Trauma, Apabila sejumlah besar cairan perlu diinfuskan
Pertimbangan Perawat : Sakit pada insersi, Butuh vena besar

2. Ukuran 18
Guna : Anak dan dewasa, Untuk darah, komponen darah, dan infus kental lainnya
Pertimbangan Perawat : Sakit pada insersi, Butuh vena besar

3. Ukuran 20
Guna : Anak dan dewasa, Sesuai untuk kebanyakan cairan infus, darah, komponen darah, dan infus kental lainnya
Pertimbangan Perawat : Umum dipakai

4. Ukuran 22
Guna : Bayi, anak, dan dewasa (terutama usia lanjut), Cocok untuk sebagian besar cairan infus
Pertimbangan Perawat : Lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis dan rapuh, Kecepatan tetesan harus dipertahankan lambat, Sulit insersi melalui kulit yang keras

5. Ukuran 24, 26
Guna : Nenonatus, bayi, anak dewasa (terutama usia lanjut), Sesuai untuk sebagian besar cairan infus, tetapi kecepatan tetesan lebih lambat
Pertimbangan Perawat : Untuk vena yang sangat kecil, Sulit insersi melalui kulit keras

3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan ( Kewaspadaan)
a. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus baru
b. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda infeksi
c. Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain
d. Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukan
e. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir
f. Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum infus perlahan, periksa ujung kateter terhadap adanya embolus
g. Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik. Bekas-bekas plester dibersihkan memakai kapas alkohol atau bensin (jika perlu).
h. Gunakan alat alat-alat yang steril saat pemasangan, dan gunakan tehnik sterilisasi dalam pemasangan infus.
i. Hindarkan memasang infus pada daerah-daerah yang infeksi, vena yang telah rusak, vena pada daerah fleksi dan vena yang tidak stabil.
j. Mengatur ketepatan aliran dan regulasi infus adalah tanggung jawab perawat. 
Masalah yang dapat muncul apabila perawat tidak memperhatikan regulasi infus adalah hipervolemia dan hipovolemia. Untuk mengatur tetesan infus, perawat harus mengetahui volume cairan yang akan dimasukkan dan waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan cairan infus. Penghitungan cairan yang sering digunakan adalah penghitungan millimeter perjam (ml/h) dan penghitungan tetes permenit. Perhitungan Tetesan Infus dapat dibagi menjadi 2 yaitu makro dan mikro.



Sumber : Bayu-rahmanto



3 komentar:

  1. waaaah isinya bagus2 yaaaa.... :)
    tapi kuq askep nya kosong gan??
    mampir juga dunk... ke http://muhammadananggadipa.wordpress.com
    see you there...

    BalasHapus
  2. Terimah kasih..
    Sementara blog ini dalam masa perbaikan.. ^^

    BalasHapus
  3. maksih buat materinya....isinya sangat membantu...

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!