Sabtu, 26 Februari 2011

Askep Jiwa Dengan Waham

A. Landasan Teori
 
1. Pengertian
Waham adalah suatu sistem kepercayaan yang tidak dapat divalidasi/dipertemukan dengan realitas (Haber, 1982)
 
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999).
 
Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap obyek dan tidak konsisten dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlin, 1993)

Waham

2. Jenis-jenis waham
a. Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan, diungkapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan

b. Waham Kebesaran
Klien yakin bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

c. Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

d. Waham Sisip Pikir
Klien yakin bahwa ada ide pikiran orang lain yang disisipkan kedalam pikirannya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

e. Waham Siar Pikir
Klien yakin orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun tidak dinyatakannya kepada orang tersebut, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

f. Waham Kontrol Pikir
Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
 
3. Penyebab
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan.

Tanda dan Gejala :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya. ( Budi Anna Keliat, 1999)

4. Proses Terjadinya Waham
a. Perasaan diancam oleh lingkungan, cemas, merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi
b. Mencoba mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas dengan menyalahartikan kesan terhadap kejadian
c. Individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal pada lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif/tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal
d. Individu mencoba memberi pembenaran/rasional/alasan interpretasi personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain
 
 
5. Tanda dan Gejala
a. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan
b. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
c. Curiga
d. Bermusuhan
e. Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
f. Takut, sangat waspada
g. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
h. Ekspresi wajah tegang
i. Mudah tersinggung (Azis R dkk, 2003)
 
6. Akibat dari Waham
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

Tanda dan Gejala :
a. Memperlihatkan permusuhan
b. Mendekati orang lain dengan ancaman
c. Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai
d. Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan
e. Mempunyai rencana untuk melukai



B. Asuhan Keperawatan

1. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir : waham

Data subjektif :
  • Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Data objektif :
  • Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.
2. Diagnosa Keperawatan
1). Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham.
2). Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.

3. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa 1: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan dengan waham.

Tujuan umum :
  • Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.
Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. 
    Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksinya.

Tindakan :
  • Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik, waktu, tempat).
  • Jangan membantah dan mendukung waham klien : katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
  • Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi : katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
  • Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki. 
    Rasional : Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat bagi klien dari pada hanya memikirkannya.

Tindakan :
  • Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
  • Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.
  • Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
  • Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi. 
    Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih memperhatikan kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa nyaman dan aman.

Tindakan :
  • Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
  • Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
  • Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
  • Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
  • Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.
4. Klien dapat berhubungan dengan realitas. 
    Rasional : Menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat menghilangkan waham yang ada.

Tindakan :
  • Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).
  • Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
  • Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar. 
    Rasional : Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek samping obat.

Tindakan :
  • Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat.
  • Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
  • Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
  • Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
6. Klien dapat dukungan dari keluarga. 
   Rasional : Dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan mambentu proses penyembuhan klien.
Tindakan:
  • Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang : gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
  • Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
 
2. Diagnosa 2: Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan harga diri rendah

Tujuan umum :
  • Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 

Tindakan :
  • Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
  • Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
  • Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
  • Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Tindakan :
  • Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
  • Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis
  • Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Tindakan :
  • Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
  • Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

Tindakan :
  • Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
  • Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
  • Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan 

Tindakan :
  • Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
  • Beri pujian atas keberhasilan klien
  • Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :
  • Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
  • Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
  • Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
  • Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
4. Evaluasi
a. Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham
b. Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk terpenuhi dg keyakinannya (waham) saat ini
c. Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham
d. Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap klien
e. Klien menggunakan obat sesuai program

Daftar Pustaka
  1. Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 thed.). St.Louis Mosby Year Book, 1995
  2. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
  3. Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
  4. Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003
  5. Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000


Sumber Referensi :
- http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-waham.html#
- http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/06/waham.html



0 Komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!