Jumat, 20 Mei 2011

Patah Tulang, Tak Perlu Disambung!

Memakai jasa pengobatan pijat urut atau bengkel tulang tradisional kerap menjadi pilihan sebagian masyarakat untuk memperbaiki kasus patah tulang (fraktur) atau penyambungan tulang.  Namun dari kaca mata medis, amankah menggunakan jasa pengobatan tradisional ini untuk memperbaiki  tulang? Menurut keterangan ahli tulang dari Halimun Medical Centre, Dr. H Briliantono M Soenarwo SpOT, FICS, MD, PhD, MBA, memilih metode tradisional seperti bengkel tulang secara medis sebenarnya masih terbilang aman, selama kasus yang ditangani masih bersifat ringan atasu sederhana.

"Tergantung dari seberapa parah cedera tulang tersebut. Ini juga berhubungan pula dengan tingkat risikonya. Jika masih terbilang ringan, tentunya tindakan dan penanganannya juga ringan dan tidak terlalu berisiko.  Tetapi jika kasusnya sudah berat, mereka biasanya akan merekomendasikan pasien untuk dibawa ke rumah sakit," ungkap Dr Briliantono.


Ia menambahkan, prinsip dan tujuan pengobatan patah tulang tulang sebenarnya sederhana yakni untuk menempatkan ujung-ujung dari patah tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan menjaga agar mereka tetap menempel sebagaimana mestinya.


"Kehadiran tempau urut atau bengkel tulang tradisional yang memiliki izin justru sebenarnya sangat membantu. Mereka juga perlu terus dibina dengan cara kegiatan pelatihan mengenai kesehatan tulang" ungkapnya.


Briliantono menjelaskan pula bahwa tulang sebenarnya tidak perlu disambung dengan metode tertentu.  "Kalau patah, tulang tidak perlu disambung karena akan menyambung dengan sendirinya," imbuhnya.


Namun begitu, lanjutnya, penyembuhan akan sangat  tergantung pada faktor usia. Proses penyembuhan memerlukan waktu minimal 4 minggu, tetapi pada usia lanjut biasanya memerlukan waktu yang lebih lama.Setelah sembuh, tulang pun biasanya kuat dan kembali berfungsi. 


"Semakin tua, semakin lama sembuhnya karena dipengaruhi oleh kemampuan
remodeling tulang atau penyerapan dan pembentukan kembali sel-sel tulang baru," tandasnya.



Sumber : Kompas.com



1 komentar:

  1. nama saya yonif, tggl di daerah cimahi.. saya pernah mengalami retak tulang tempurung lutut kaki kanan diakibatkan jatuh terpeleset sangat keras,, kondisi itu mengakibatkan luka diluar, namun kondisi didalam lutut saya tidak pernah hiraukan sebelumnya. Setelah 3 bulan dari kejadian tersebut sewaktu bangun pagi saya tidak bisa berdiri, kaki terasa sakit. saya coba urut tetapi tidak ada hasil. Lalu saya rontgen di rumah sakit hasilnya tulang tempurung kaki kanan saya retak, setelah beberapa tahun kemudian kembali nsaya rontgen hasilnya sudah bgs namun msh ada kelihatan bekasnya. Yang ingin saya tanyakan setelah saya berobat tulang saya sembuh,, namun setiap 6 bulan sekali kembali terasa sakit dan ngilu klo sudah berpindah gerak dari ditekuk lalu diluruskan, apa yang mempengaruhinya sehingga bisa terasa sakit lagi padahal lama saya tidak merasakan sakit, terima kasih

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!