Orang yang pekerjaannya cukup sederhana dan memerlukan sedikit berpikir sebenarnya cenderung akan menurunkan IQ (Intelligence Quotient). Agar IQ tidak turun, disarankan untuk jangan malas berpikir dan tidak menyerah kalau menemukan pekerjaan yang rumit.
Banyak orang berpikir IQ merupakan sifat genetik, namun sebuah hasil penelitian menunjukkan IQ seseorang dapat meningkat atau menurun selama bertahun-tahun.
IQ dapat meningkat secara bertahap atau cepat, setelah setidaknya melakukan pelatihan kognitif selama beberapa minggu. Peningkatan IQ karena pelatihan ini biasanya tidak segera dimengerti oleh seseorang. Tapi jika pelatihan kognitif ditinggalkan maka dapat memudar lagi setelah beberapa bulan.
Studi yang telah dilakukan selama 30 tahun di National Institute of Mental Health menemukan orang yang pekerjaannya melibatkan hubungan yang kompleks, menyiapkan sistem yang rumit atau berurusan dengan orang atau masalah yang sulit, maka cenderung menampilkan hasil tes IQ yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Sebaliknya, tes pada sejumlah orang yang pekerjaannya cukup sederhana dan memerlukan sedikit berpikir sebenarnya cenderung akan menurunkan IQ. Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan pada tahun 1999 dalam Psychology and Aging.
"Ketika para peneliti di Universitas Hamburg yang melakukan pelatihan intensif pada 20 orang dewasa muda selama 1 bulan. Para peneliti menemukan peningkatan materi abu-abu yang sesuai di otak dalam 7 hari setelah pelatihan dimulai. Materi abu-abu menyusut ketika pelatihan dihentikan," kata para peneliti seperti dilansir dari FoxNewsHealth, Rabu (30/11/2011).
Hasil studi tersebut telah dipublikasikan pada tahun 2008 di PLoS One.
Tes IQ tidak mengukur kemampuan seperti kreativitas, akal sehat atau kepekaan sosial. Tes IQ hanya menilai berbagai jenis pengetahuan dan kemampuan, termasuk keterampilan penalaran abstrak. Peningkatan nilai pada penalaran abstrak adalah alasan utama nilai IQ rata-rata telah meningkat sekitar 3 poin setiap dekade sejak tahun 1930-an, berdasarkan studi oleh James Flynn, seorang profesor emeritus studi politik di University of Otago, Selandia Baru.
Dalam studi terbaru, sebanyak 33 siswa di Inggris diberikan tes IQ dan scan otak pada usia 12-16 tahun dan diamati lagi setelah sekitar 4 tahun kemudian oleh para peneliti dari Wellcome Trust Centre for Neuroimaging di University College London. Sekitar 9 persen dari siswa menunjukkan terjadi perubahan yang signifikan dari 15 poin atau lebih dalam nilai IQ.
"Pada skala di mana nilai 90-110 dianggap rata-rata, IQ seorang siswa naik 21 poin dari 107 menjadi 128. Hal tersebut berarti telah menaikkan siswa dari persentil 68 ke 97 dibandingkan dengan siswa lain pada usia yang sama. Namun, nilai siswa lain menurun dari 114 menjadi 96. Perubahan dalam skor IQ seseorang sering dibahas sebagai hasil dari kesalahan pengukuran atau subjek yang diuji sedang mengalami hari yang buruk. Tetapi MRI dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, terdapat perubahan materi abu-abu di daerah sesuai dengan fluktuasi dalam keterampilan anak-anak," kata Cathy Price, profesor kognitif neuroscience yang telah diterbitkan dalam Nature.
Meskipun ukuran sampel kecil, namun studi ini menarik perhatian luas karena dapat menunjukkan bagaimana perubahan dalam skor IQ dapat tercermin dalam pergeseran aktual dalam struktur otak.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!