Pada tahun 1996, Uta Pippig menjadi perempuan pertama yang
memenangkan Boston Marathon tiga kali berturut-turut. Kemenangan itu
menjadi bersejarah karena ia tertangkap kamera televisi mencapai garis
finis dengan darah menstruasi dan diare mengalir di kakinya. Menurut
Pippig, ia mengalami kram perut setelah menempuh jarak 8 kilometer
dalam perlombaan. Tak lama kemudian ia mengalami diare. "Saya menyadari
bahwa bukan cuma saya yang mengalami itu, tapi ini akibat pertandingan
ini," katanya.
Meskipun merasa tidak nyaman, ia mengaku berusaha tetap fokus untuk memenangkan lomba dan tetap berlari semampunya. Setelah memenangkan lomba itu, di kemudian hari ia didiagnosis menderita ischemic colitis atau penyakit peradangan perut.
"Bila
hal itu terjadi lagi, bahkan meski saya berada memimpin perlombaan,
saya akan berhenti berlari. Saya baru menyadari, itu adalah isyarat
tubuh bahwa saya sakit," katanya.
Menurut Lewis Maharam, dokter
spesialis olahraga, jenis cedera yang paling sering dialami para pelari
adalah kaki lecet dan melepuh, serta cedera otot. Meski demikian, ia
menyebutkan ada beberapa gangguan kesehatan yang sering dialami para
pelari maraton.
1. Perut Mulas
Selama atau sesudah berlari
dalam jarak yang jauh, sistem pencernaan tubuh ikut "berlari" sehingga
akan timbul gejala kembung, kram perut, dan perasaan mulas untuk buang
air besar. Menurut Muharam, hal itu lebih banyak disebabkan asupan yang
salah.
"Hindari makanan yang tinggi lemak sebelum berlomba.
Selain itu, usahakan buang air besar sedikitnya dua kali sebelumnya
untuk mengosongkan usus," kata direktur medis New York City Marathon
ini.
2. Hyponatremia
Beberapa pelari maraton khawatir minum
terlalu sedikit selama perlombaan, tetapi minum berlebihan ketika kita
sedang berkeringat banyak bisa menyebabkan pengurangan konsentrasi
sodium dalam darah atau yang disebut hyponatremia.
Gangguan
ini memiliki gejala mirip dengan dehidrasi yakni mual dan pusing.
Pelari yang lambat dan perempuan adalah yang paling berisiko karena
ukuran tubuhnya lebih kecil. Untuk menyiasatinya, minumlah hanya ketika
haus.
3. Iritasi Kulit
Keringat, gerakan terus-menerus, dan
bahan pakaian menjadi kombinasi yang bisa menyebabkan kulit tergosok,
bahkan di bagian yang tak terduga. Pelari sering mengalami iritasi di
ketiak, paha dalam, dan mata kaki. Pada wanita, iritasi ketiak yang
paling sering ada di sepanjang garis kutang. Sementara pada pria bagian
puting mereka bisa tergores dan berdarah.
Untuk menyiasatinya,
berikan pelumas di area tubuh yang lembut. "Hindari memakai kaus baru
di hari pertandingan," kata Maharam yang juga menulis buku Running Doc's Guide to Healthy Running.
4. Kuku Kaki Menghitam
Sepatu
yang terlalu sempit bisa menyebabkan kuku kaki menyentuh bagian ujung
sepatu sehingga sirkulasi darah tidak lancar dan membuat kuku berwarna
kehitaman. Karena itu, gunakan sepatu yang nyaman dan memiliki jarak
antara ujung jari dan ujung sepatu.
5. Sempoyongan
Akibat
pengeluaran energi yang begitu besar, tubuh akan memakai lemak sebagai
cadangan energi setelah karbohidrat. Padahal, energi dari lemak ini
kurang efisien sehingga lama kelamaan kaki menjadi lambat.
Walau
ada beberapa gangguan kesehatan, Maharam menekankan, olahraga ini
menyehatkan tubuh dan jiwa. Namun, jika Anda merasa ada yang tidak
nyaman selama berlari, berhentilah. Yang terutama adalah kesehatan,
bukan kemenangan.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!