Sosis merupakan salah satu produk olahan daging yang banyak disukai.
Rasanya kenyal dan gurih, mudah diolah dan disajikan. Saat membeli
sebaiknya perhatikan beberapa hal ini karena banyak sosis yang dijual
dengan bahan aditif berbahaya.
Olahan daging ini dibuat dari daging sapi, daging ayam atau domba yang dihaluskan. Ditambahkan bahan pengental berupa tepung dan rempah bumbu serta pengawet. Bahan pengawet selain garam juga dipakai nitrit/ntrat, asam askorbat, dan isolat protein untuk mencegah tumbuhnya jamur dalam proses penyimpanan.
Adonan daging yang sudah diaduk kemudian dimasukkan ke dalam casing atau selongsong sosis yang panjang. Selongsong ini selain digunakan bahan alami, seperti usus kambing juga dipakai bahan sintetis yang bisa dimakan. Untuk memberikan warna kemerahan daging, dipakai bahan pewarna makanan.
Kecuali sosis berbahan alami kini banyak dijual sosis dengan beraneka tambahan bahan yang bukan untuk makanan. Misalnya, pemakaian pijer atau borax, pewarna pakaian dan formalin. Pemakaian bahan aditif yang tidak untuk makanan tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan. Akibat yang serius bisa memicu munculnya sel kanker hingga gangguan fungsi ginjal.
Jika dilihat dari penampilannya, sosis jenis ini terlihat menarik karena warnanya yang mencolok dan agak sulit dibedakan dengan sosis berbahan alami.Saat membeli sosis, kenali ciri-ciri berikut ini agar terhindar dari produk sosis yang berbahan aditif berbahaya.
Olahan daging ini dibuat dari daging sapi, daging ayam atau domba yang dihaluskan. Ditambahkan bahan pengental berupa tepung dan rempah bumbu serta pengawet. Bahan pengawet selain garam juga dipakai nitrit/ntrat, asam askorbat, dan isolat protein untuk mencegah tumbuhnya jamur dalam proses penyimpanan.
Adonan daging yang sudah diaduk kemudian dimasukkan ke dalam casing atau selongsong sosis yang panjang. Selongsong ini selain digunakan bahan alami, seperti usus kambing juga dipakai bahan sintetis yang bisa dimakan. Untuk memberikan warna kemerahan daging, dipakai bahan pewarna makanan.
Kecuali sosis berbahan alami kini banyak dijual sosis dengan beraneka tambahan bahan yang bukan untuk makanan. Misalnya, pemakaian pijer atau borax, pewarna pakaian dan formalin. Pemakaian bahan aditif yang tidak untuk makanan tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan. Akibat yang serius bisa memicu munculnya sel kanker hingga gangguan fungsi ginjal.
Jika dilihat dari penampilannya, sosis jenis ini terlihat menarik karena warnanya yang mencolok dan agak sulit dibedakan dengan sosis berbahan alami.Saat membeli sosis, kenali ciri-ciri berikut ini agar terhindar dari produk sosis yang berbahan aditif berbahaya.
Sosis berkualitas dan berbahan alami:
- Memakai kemasan yang bermerk dengan keterangan nama produsen, alamat, tanggal kadaluwarsa, info nutrisi dan nomor registrasi BPPOM.
- Warnanya cokelat kemerahan alami untuk sosis daging. Sosis ayam berwarna cokelat pucat.
- Tercium aroma daging sapi atau ayam yang alami.
- Jika ditekan tidak terlalu keras, agak kenyal.
- Saat dipotong terlihat permukaan berpori-pori kasar sebagai tekstur adonan daging alami.
- Ketika dimasak tidak luntur warnanya dan tidak mengembang banyak.
- Citarasanya masih terlacak rasa daging yang kuat disertai bumbu jika dipakai.
- Harganya relatif mahal, per kilogram lebih dari Rp. 120.000,00
Sosis yang memakai banyak bahan aditif:
- Biasanya dijual lepas tanpa kemasan.
- Warnanya oranye kemarahan mencolok, dengan casing yang hampir sama warnanya.
- Aroma daging tidak tercium kuat tetapi justru aroma seperti obat.
- Teksturnya membal, sangat kenyal.
- Saat dipotong tekstur daging sangat licin halus tanpa pori-pori.
- Saat dimasak biasanya warnanya luntur.
- Harganya berkisar mulai dari Rp. 80.000,00 per kilogram
Sebaiknya sosis selalu disimpan dalam lemari pendingin atau freezer agar
tidak mudah rusak dan terjaga kualitasnya. Jika akan diolah, biarkan
sosis pada suhu ruangan beberapa saat hingga lumer.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!