Seorang jenius tidak hanya mampu berpikir produktif dan kreatif, tetapi juga mampu menularkan cara berpikirnya kepada orang lain.
Enrico Fermi memenangkan hadiah nobel. Itu berita lumrah, tidak sensasional. Yang unik adalah bahwa ia juga berhasil mendidik enam mahasiswa yang kemudian setelah menjadi sarjana meraih hadiah nobel. Begitu pula peraih hadiah nobel Ernest Lawrance dan Niels Bohr, masing-masing menghasilkan empat anak didik pemenang hadiah nobel. Bahkan J.J Thompson dan Ernest Rutherford (juga peraih hadiah nobel) menghasilkan 17 anak didik pemenang hadiah nobel.
Apa artinya ini? Para jenius selain mampu berpikir Produktif dan Kreatif, juga mampu mendidik atau menularkan cara berpikir Produktif dan Kreatif kepada orang lain. Dengan kata lain, strategi para Jenius mungkin bisa dipelajari.
Nah, berikut ini Michael Michalko mendiskripsikan setidaknya delapan strategi para Jenius dalam berbagai bidang ilmu, Seni, termasuk Industri.
1. Jenius Membuat Pikirannya Jelas Terlihat (Visible)
Jenius terkadang memilki kemampuan bahasa yang minim, tapi dia bisa mengembangkan kemampuan visualisasinya yang lebih fleksible untuk menjelaskan substansi pemikirannya.
Lonjakan kreatifitas pada masa Renaissans terkait erat dengan upaya pencatatan dan penjelasan sejumlah pengetahuan yang luas dengan suatu bahasa yang paralel. Yaitu bahasa gambar, grafik, diagram.
Galileo merevolusikan ilmu dengan membuat hasil pikirannya visible (jelas terlihat bukan jelas terbaca) melalui diagram, peta, dan gambar, sementara ilmuan lain masih menggunakan cara matematika konvensional dan pendekatan kebahasaan (verbal).
Ketika Einstein memikirkan suatu masalah, dia selalu menganggap perlu memformulasikan pemikirannya dalam berbagai cara termasuk diagram. Dari berpendapat bahwa kata-kata dan angka-angka, baik yang diucap atau yang ditulis, tidak berperan secara signifikan dalam proses pemikiran.
2. Jenius Melihat Masalah Dalam Banyak Cara
Jenius sering mencari suatu perspektif yang belum digunakan orang lain. Dalam memecahkan suatu masalah, Lenardo da Vinci mula-mula mempelajari bagaimana merestrukturisasi masalah tersebut dalam berbagai cara, berusaha melihatnya dari perspektif lain dan kemudian beralih keperspektif lain lagi. Dengan begitu, pemahamannya makin mendalam dan mulai melihat esensi masalah,
teori relativitas Einstein pada intinya adalah suatu deskripsi dari interaksi antara berbagai perspektif yang berbeda. Metode analisis Freud dimaksudkan untuk memperoleh rincian-rincian yang tidak sesuai dengan perspektif tradisional sehingga menemukan suatu sudut pandang yang baru.
Singkat kata, untuk memecahkan suatu masalah secara Kreatif, para Jenius meninggalkan cara pendekatan awal yang berangkat dari pengalaman masa lalu, dan berusaha merekonseptualisasi masalah.
3. Jenius Menghasilkan Kombinasi Baru
Di dalam scientific genius (1989), Dean Keith Simonton menyebutkan bahwa Jenius itu Jenius karena mereka membentuk lebih banyak kombinasi baru ketimbang ilmuan biasa. Etimologinya : cogito – “Saya berpikir”, aslinya memiliki konotasi “aduk bersama” ; “intelligo, akar kata dari intelligence“, berarti “menyeleksi di antara yang banyak”.
Seorang Jenius selalu mengaduk-aduk ide, kesan (image), dan pemikiran mengkombinasikannya satu sama lain, lalu menyeleksi beberapa kombinasi untuk lenih ditekuni. Einstein bukan penemu pertama energi, massa atau kecepatan cahaya, tetapi dia mengkombinasikan berbagai konsep itu dalam suatu cara baru.
4. Jenius Memiliki Kemampuan Menghubungkan
Keistimewaan Jenius adalah kemampuannya menghubungkan dua hal (benda) yang berbeda, atau tak berhubungan, sehingga memungkinkannya melihat sesuatu yang baru yang tidak terlihat oleh orang lain.
Samuel Morse rada bingung memikirkan bagaimana membuat sinyal telegraf agar dapat diterima dengan jelas di tempat yang jauh. Suatu hari dia melihat kuda-kuda pos yang telah lelah ditukar dengan kuda-kuda baru distasiun pos untuk melanjutkan perjalanan, dari situ dia menerapkan stasiun Rilei untuk menguatkan sinyal telegraf.
Nikola Tesla mencari hubungan antara matahari saat tenggelam dan motor (mesin) yang memungkinkan motor AC berfungsi dengan membuat medan magnet motor berotasi didalam motor, seperti halnya matahari berrotasi.
5. Jenius Berpikir Berlawanan
Jenius mampu berpikir beda karena mereka bisa bertoleransi terhadap abivalensi antara dua hal yang berlawanan (oposisi) atau bertentangan (incompatible). Albert Rothenberg, seorang peneliti bidang proses kreativitas, dalam bukunya, the Emerging Goddess : The Creative Process in Arts, Science, and Other Field (1990). Mengidentifikasi kemampuan menerima bahkan memamfaatkan ambivalensi dua hal yang bertentangan itu terdapat pada diri banyak Jenius termasuk Einstein, Mozart, Edison, Pasteur. Kejeniusan Edison menemukan bohlam listrik justru dengan menghubungkan dua arus listrik yang berlawanan. Arus Positif dan arus Negative, melalui kawat pijar bertahanan tinggi di dalam bohlam kedap udara.
6. Jenius Berpikir Metaforis
Berpikir metaforis sering dilakukan oleh para Jenius. Mereka mampu menangkap atau merasakan adanya persamaan dalam dua benda atau keadaan yang sebenarnya berbeda. Bell mengamati perbandingan (persamaan dan perbedaan) antara cara kerja organ bagian dalam telinga dengan cara kerja membran yang dapat menggerakkan baja. Dari situlah dia menemukan telepon.
Ide Jenius memungkinkan konstruksi bawah air setelah memperhatikan bagaimana cara kerja cacing-cacing air menembus lambung kapal kayu dengan terlebih dahulu membangun ‘tabung’. Einstein menjelaskan banyak pemikirannya yang abstrak dengan membuat analogi dengan kejadian sehari-hari seperti mendayung perahu atau berdiri di peron pada saat kereta api lewat.
7. Jenius Menghasilkan Produk
Karakteristik Jenius yang paling menonjol adalah Produktivitasnya yang tinggi. Edison mengantongi 1.093 patent, dan masih rekor tertinggi. Dia mempertahankan produktivitasnya dengan menetukan kuota ide, baik bagi dirinya maupun para asistennya. Kuotanya sendiri menciptakan satu temuan kecil dalam setiap sepuluh hari dan temuan besar dalam setiap 6 bulan. Bach menulis sebuah cantata setiap minggu, kendati dia sedang sakit atau lelah. Mozart menghasilkan lebih dari 600 buah musik. Einstein terkenal dengan teorinya relativitasnya, tetapi dia menerbitkan 248 karya tulisnya.
8. Jenius Siap Menghadapi Perubahan
Kalau ada ungkapan ‘orang cenderung menolak perubahan’ (people tend to resist to change), maka anggapan itu tidak berlaku bagi Jenius. Para Jenius selalu siap menerima perubahan, bahkan mereka sendiri menciptakan perubahan, bila orang biasa berupaya melakukan sesuatu dan gagal, mungkin ia akan berhenti disitu. Tapi seorang Jenius akan terus berpikir kreatif,”mengapa gagal? Apa yang telah saya lakukan?”.
Alexander Fleming bukan dokter pertama yang mengamati jamur yang terbentuk pada suatu pembiakan yang gagal. Dokter lain akan mencampakkan pembiakan itu, tapi Fleming terus meneliti dan menemukan bakteri yang mematikan pembiakan itu. Penelitian itulah yang menuntunnya menemukan penicillin, yang telah menyelamatkan jutaan manusia. B. F. Skinner menekankan prinsip pertama yang dianut para ahli metodologi ilmiah : bila anda menemukan sesuatu yang menarik, tinggalkan yang lain dan tekunilah itu. Jenius yang kreatif tidak menunggu terjadinya perubahan, melainkan terus mencari temuan-temuan kendatipun terkadang dianggap sangat kebetulan.
Penutup
Cara berpikir Produktif dan kreatif layak diajarkan oleh Lembaga Pendidikan menggantikan cara berpikir Reproduktif. Sebab, berpikir Reproduktif melahirkan kebekuan pikiran, hanya menuntun kita kepada ide-ide biasa dan bukan ide-ide Orisinil.
Jika kita selalu berpikir dengan cara-cara berpikir yang selalu kita gunakan. Maka kita akan selalu memperoleh ide-ide lama yang sama. Itu sebabnya kita sering gagal bila dihadapkan pada suatu problem yang sepintas tampak mirip dengan problem yang sudah pernah kita hadapi, namun kenyataannya sangat berbeda didalam strukturnya yang lebih dalam.
Menginterprestasikan problem seperti itu semata-mata melalui prisma pengalaman masa lampau yang akan bisa menyesatkan.
Dengan mempelajari dan mengaplikasikan strategi berpikir para Jenius, bukan mustahil dapat membantu anda lebih Kreatif dan Produktif dalam tugas dan kehidupan pribadi anda.
(amanah magazine)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!