1. Sinonim
1. Kutil kelamin
2. Kutil kemaluan
3. Kutil genital (kutil genitalia)
4. Genital warts
5. Veruka akuminata
6. Venereal wart
7. Jengger ayam
2. Definisi
Kondiloma Akuminata adalah:
1. Tumor pada genitalia yang bersifat lunak seperti jengger ayam dan tidak nyeri.
2. Pertumbuhan jaringan yang bersifat jinak, superfisial, terutama di daerah genitalia (kelamin).
Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.
2. Kutil kemaluan
3. Kutil genital (kutil genitalia)
4. Genital warts
5. Veruka akuminata
6. Venereal wart
7. Jengger ayam
2. Definisi
Kondiloma Akuminata adalah:
1. Tumor pada genitalia yang bersifat lunak seperti jengger ayam dan tidak nyeri.
2. Pertumbuhan jaringan yang bersifat jinak, superfisial, terutama di daerah genitalia (kelamin).
Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Kondiloma Akuminata adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus Virus Papiloma Humanus (VPH) dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa.
Kondiloma akuminata adalah kelainan kulit berbentuk vegetasi bertangkai dengan permukaan berjenjot yang disebabkan oleh virus.
Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Kutil genitalis sering ditemukan dan menyebabkan kecemasan karena:
- tidak enak dilihat,
- bisa terinfeksi bakteri
- bisa merupakan petunjuk adanya gangguan sistem kekebalan.
- tidak enak dilihat,
- bisa terinfeksi bakteri
- bisa merupakan petunjuk adanya gangguan sistem kekebalan.
Kondiloma Akuminata (Kutil Genetalia) pada Pria dan Wanita
3. Penyebab (Etiologi)
- Virus DNA golongan Papovavirus, yaitu: Human Papilloma Virus (HPV).
- HPV tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan (jengger ayam).
- HPV tipe 16, 18, dan 31 menimbulkan lesi yang datar (flat).
- HPV tipe 16 dan 18 seringkali berhubungan dengan karsinoma genitalia (kanker ganas pada kelamin), menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim
4. Manifestasi/Gejala Klinis
- Gejala awal
• Benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin.
• Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin.
• Bengkak atau merah di sekitar alat kelamin.
• Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.
• Buang air kecil lebih sering dari biasanya.
• Demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh.
• Kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari.
• Pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dan lain-lain.
• PMS kadang tidak memiliki gejala.
• Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerah mudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
• Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
• Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
• Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelarnin .
• Kemerahan di sekitar alat kelamin.
• Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
• Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan dengan menstruasi.
- Virus DNA golongan Papovavirus, yaitu: Human Papilloma Virus (HPV).
- HPV tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan (jengger ayam).
- HPV tipe 16, 18, dan 31 menimbulkan lesi yang datar (flat).
- HPV tipe 16 dan 18 seringkali berhubungan dengan karsinoma genitalia (kanker ganas pada kelamin), menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim
4. Manifestasi/Gejala Klinis
- Gejala awal
• Benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin.
• Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin.
• Bengkak atau merah di sekitar alat kelamin.
• Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.
• Buang air kecil lebih sering dari biasanya.
• Demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh.
• Kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari.
• Pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dan lain-lain.
• PMS kadang tidak memiliki gejala.
• Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerah mudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
• Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
• Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
• Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelarnin .
• Kemerahan di sekitar alat kelamin.
• Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
• Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan dengan menstruasi.
Pada pria tempat yang sering terkena adalah glans penis, sulkus koronarius, frenulum dan batang penis, sedang pada wanita adalah fourchette posterior, vestibulum.
Masa inkubasi: 1-8 bulan (rata-rata 2-3 bulan) Tempat masuk: mikrolesi pada kulit - sering pd daerah yang mudah trauma pada saat hubungan seksual. Kutil genitalis paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembab. Kutil biasanya dimulai sebagai pembengkakan kecil yang lembut, lembab, berwarna merah atau pink. Mereka tumbuh dengan cepat dan bisa memiliki tangkai. Pada suatu daerah seringkali tumbuh beberapa kutil dan permukaannya yang kasar memberikan gambaran seperti bunga kol (blumkol).
Terdapat papul atau tumor (benjolan), dapat soliter (tunggal) atau multipel (banyak) dengan permukaan yang verukous atau mirip jengger ayam. Terkadang penderita mengeluh nyeri.
Terdapat papul atau tumor (benjolan), dapat soliter (tunggal) atau multipel (banyak) dengan permukaan yang verukous atau mirip jengger ayam. Terkadang penderita mengeluh nyeri.
Jika timbul infeksi sekunder berwarna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak sedap.
a. Bentuk papul
Biasanya pada daerah batang penis, vulva bagian lateral, perianal, perineum)
Berupa papul dengan permukaan licin, multipel, tersebar diskret
Biasanya pada daerah batang penis, vulva bagian lateral, perianal, perineum)
Berupa papul dengan permukaan licin, multipel, tersebar diskret
b.Bentuk datar
tampak sebagai makula, atau tidak tampak sama sekali (infeksi subklinis)
c.Bentuk khusus
- Giant condyloma Buschke-Lowenstein
- Papulosa Bowenoid
tampak sebagai makula, atau tidak tampak sama sekali (infeksi subklinis)
c.Bentuk khusus
- Giant condyloma Buschke-Lowenstein
- Papulosa Bowenoid
1. Giant condyloma Buschke-Lowenstein
Bentuk ini diklasifikasikan sebagai karsinoma sel skuamosa dengan keganasan derajat rendah. Hubungan antara KA dengan giant condyloma diketahui dengan ditemukannya VPH tipe 6 dan tipe 11. Lokasi lesi yang paling sering adalah pada penis dan kadang-kadang vulva dan anus. Klinis tampak sebagai kondiloma yang besar, bersifat invasif lokal dan tidak bermetastasis. Secara histologis giant condyloma tidak berbeda dengan kondilomata akuminata. Giant condyloma ini umumnya refrakter terhadap pengobatan.
2. Papulosis Bowenoid
Secara klinis berupa papul likenoid berwarna coklat kemerahan dan dapat berkonfluens menjadi plakat. Ada pula lesi yang berbentuk makula eritematosa dan lesi yang mirip leukoplakia atau lesi subklinis. Umumnya lesi multipel dan kadang-kadang berpigmentasi. Berbeda dengan KA, permukaan lesi papulosis Bowenoid biasanya halus atau hanya sedikit papilomatosa. Gambaran histopatologik mirip penyakit Bowen dengan inti yang berkelompok, sel raksasa diskeratorik dan sebagian mitotik atipik. Dalam perjalanan penyakitnya, papulosis Bowenoid jarang menjadi ganas dan cenderung untuk regresi spontan.
Kutil genitalis paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembab. Pada pria, area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit depannya (jika tidak disunat). Pada wanita, kutil timbul di vulva, dinding vagina, leher rahim (serviks) dan kulit di sekeliling vagina. Kutil genitalis juga bisa terjadi di daerah sekeliling anus dan rektum, terutama pada pria homoseksual dan wanita yang melakukan hubungan seksual melalui dubur
Masa tunas penyakit ini adalah 4-7 hari. Disebut sebagai penyakit jengger ayam, karena timbul bintil- bintil/ kutil bertangkai dan bergerombol di daerah kemaluan, menyerupai jengger ayam.
Masa inkubasi seringkali sukar ditentukan secara tepat dan dapat bervariasi antara 3 minggu -8 bulan (rata-rata 3 bulan). Gambaran klinik sangat bervariasi, berupa suatu vegetasi bertangkai dengan pertumbuhan yang berjonjot-jonjot (eksofitik) dan beberapa bergabung membentuk lesi yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol atau berupa papula dengan permukaan yang halus dan licin dengan diameter 1-2 mm yang bergabung menjadi plakat lebar.
5. Predileksi
Umumnya di daerah lipatan yang lembab pada genitalia eksterna.
Umumnya di daerah lipatan yang lembab pada genitalia eksterna.
- Pada pria, misalnya di: perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, gland penis, muara uretra eksterna, prepusium, korpus dan pangkal penis. Area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit depannya (jika tidak disunat)
- Pada wanita, misalnya di: vulva dan sekitarnya, introitus vagina, labia mayor, labia minor, leher rahim (serviks) terkadang pada porsio uteri.
Kutil genitalis juga bisa terjadi di daerah sekeliling anus dan rektum, terutama pada pria homoseksual dan wanita yang melakukan hubungan seksual melalui dubur.
1. Klinis: papul verukous, lunak, tidak nyeri.
2. Asam asetat 5% untuk lesi subklinis.
3. Histopatologi.
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Perlu dilakukan pemeriksaan darah serologis (untuk membedakan dengan kondiloma lata pada sifilis).
2. Wanita yang memiliki kutil di leher rahimnya, harus menjalani pemeriksaan Pap-smear secara rutin.
3. Histopatologi.
8. Diagnosis Banding
1. Kondiloma lata atau kondiloma latum (pada sifilis).
2. Moluskum kontagiosum.
3. Veruka vulgaris.
4. Karsinoma sel skuamosa.
9. Pengobatan
a. Farmakologis
1. Kemoterapi
• Tingtura Podofilin 25 %
Daerah sekitarnya lebih dulu dilindungi dengan vaselin, untuk menghindari iritasi. Podofilin dicuci 6 jam kemudian. Pada lesi-lesi yang luas dan pada wanita hamil, jangan diberikan podofilin, karena obat ini bersifat toksik dan dapat menyebabkan keguguran. Juga jangan dipakai untuk pengobatan lesi dalam vagina dan serviks karena obai ini dapat diabsorbsi sehingga bersifat toksik dan dapat menyebabkan karsinoma.
a. Farmakologis
1. Kemoterapi
• Tingtura Podofilin 25 %
Daerah sekitarnya lebih dulu dilindungi dengan vaselin, untuk menghindari iritasi. Podofilin dicuci 6 jam kemudian. Pada lesi-lesi yang luas dan pada wanita hamil, jangan diberikan podofilin, karena obat ini bersifat toksik dan dapat menyebabkan keguguran. Juga jangan dipakai untuk pengobatan lesi dalam vagina dan serviks karena obai ini dapat diabsorbsi sehingga bersifat toksik dan dapat menyebabkan karsinoma.
• Podofilotoksin 0.5 %
Bahan ini merupakan zat aktif yang terdapat di dalam podofilin. Setelah pemakaian podofiloks, dalam beberapa hari akan terjadi destruksi pada jaringan KA. Reaksi iritasi pada pemakaian podofiloks lebih jarang terjadi dibandingkan dengan podofilin dan reaksi sistemik belum pernah dilaporkan. Obat ini dapat dioleskan sendiri oleh penderita sebanyak dua kali sehari selama tiga hari berturut-turut.
• Asam Trikloroasetat 25-50 %
Pemberiannya adalah seminggu sekali dan harus hati-hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam. Dapat diberikan kepada wanita hamil.
• Krim 5-Fuorourasil 1-5 %
Obat ini terutama untuk KA yang terletak di atas meatus uretra. Pemberiannya setiap hari sampai lesi hilang. Sebaiknya penderita tidak miksi selama dua jam setelah pengobatan.
2. Tindakan Bedah
• Bedah Skalpel (eksisi)
• Bedah listrik (elektrokauterisasi)
Biasanya efektif tetapi membutuhkan anestesi local
• Bedah beku (N2 N2O dan sebagainya)
Bedah beku ini banyak menolong untuk pengobatan kondiloma akuminata pada wanita hamil dengan lesi yang banyak dan basah.
3. Laser karbondioksida
Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun yang dimurnikan atau asam trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada kutil. Tetapi pengobatan ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit di sekelilingnya dan sering gagal.
Kutil di uretra bisa diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau florourasil. Pilihan lainnya adalah pengangkatan kutil dari uretra melalui pembedahan endoskopik. Kutil genitalis sering kambuh dan memerlukan pengobatan ulang. Pada pria yang belum disunat, kekambuhan bisa dicegah dengan menjalani penyunatan.
• Non Farmakologis
Obat Kutil pada kelamin (Kutil Kondiloma pada pria / Kutil Jengger Ayam pada wanita). Penggunaan: Bubuk WARTS POWDER dicampur dengan air hangat dan dioleskan pada bagian yang sakit, secara teratur 2x sehari. Tidak pedih, ampuh dan aman karena terbuat dari bahan-bahan alami.
Keterangan Gambar
Agar penyakit tidak muncul lagi setelah tindakan pengobatan, yaitu menghilangkan faktor yang menyebabkan penyakit mudah muncul (predisposisi) serta menjaga agar stamina tubuh tetap prima.
10. Implementasi Keperawatan
* Menghindari kontak fisik dengan pasangan seksual yang terinfeksi
* Anjurkan penggunaan kondom
* Menghentikan aktivitas seksual selama pengobatan
* Hubungan seksual monogamy dengan individu yang sehat
* Memeriksakan diri secara teratur termasuk pula memeriksakan pasangan seksualnya
* Pap smear secara teratur pada wanita usia lebih dari 18 tahun (* Pap smear, untuk deteksi dini perubahan tingkat seluler meliputi papillomatosis, akantosis, abnormalitas koilosistik serta kelainan nukleus)
* Pemeriksaan HIV-AIDS
Penyakit ini dapat disembuhkan total, namun kadang – kadang dapat kambuh setelah pengobatan karena adanya infeksi ulang atau timbulnya penyakit yang masih laten. Mengingat virus ini juga meningkatkan resiko terjadinya penyakit kanker serviks [kanker mulut rahim], maka jika memang seseorang sudah positif terkena kondiloma akuminata sebaiknya dilakukan test pap smear juga. Test ini juga dianjurkan bagi wanita paling tidak setiap 1 tahun setelah aktif secara seksual.
Sumber Referensi :
- http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/03/kondiloma-akuminata.html
- http://stikesmbbaksos.blogspot.com/2010/04/kondiloma-akuminata.html
- http://eemoo.wordpress.com/2009/02/16/kutil-kelamin
hmm kondiloma akuminata menyerang kulit di daerah genetalia, yang mana kulit pada dermis merupakan resepsor rasa nyeri, bila ada ada kelainan pada kulit maka akan mengirim impul ke saraf untuk menyampaikan rasa nyeri tsb. memang pada awal pajanan tidak terasa ada kelainan rasa nyeri. Namun bila sudah membentuk fibroepitelioma maka akan terjadi perubahan struktur kulit yang sekaligus akan berpengaruh pada saraf nyeri yang akan menyampaikan pada saraf pusat.
BalasHapusitu pendapat kami. moohon maaf kalo salah. salam dari kediri buat sluruh perawat Indonesia. Semangat dan tunjukkan profesi perawat bukan sebagai pembantu profesi lain.
Terimah kasih atas kritikannya, kedepan akan jadi lebih baik.
BalasHapusTerimah kasih telah berkunjung, tetap semangat.