Pernahkah Anda merasakan lengan kanan atau lengan kiri Anda kesemutan? ,atau adakah keluhan yang sama terjadi dengan orang terdekat dengan Anda?
Agak sulit memang untuk menentukan diagnosa (Pernyakit) yang diderita, karena perlu menyertakan profil (Usia, Berat badan, keluhan lainya yang muncul dan kalau perlu hasil pemeriksaan lab sebelumnya), ini semata-mata untuk memperoleh analisis diagnosis yang terbaik. Walaupun memang komponen dalam menegakkan diagnosis seharusnya meliputi Anamnesis (wawancara), Pemeriksaan fisik (dokter memeriksa langsung kondisi fisik pasien) dan Pemeriksaan penunjang (Lab, radiologi, dan sebagainya).
Tetapi mungkin sedikit dapat dijelaskan bahwa penyakit yang diderita saat ini adalah Congestive Heart Failure / Berkurangnya kekuatan jantung dalam fungsinya sebagai pemompa darah yang mengakibatkan distribusi darah yang mengandung oksigen ke jaringan berkurang. dan akibatnya juga terjadi penumpukan cairan /darah diberbagai tempat misalnya paru, tungkai atau ronga perut. Penyakit ini juga dapat disebut sebagai Decompensatio Cordis / Jantung tidak mampu lagi mempertahankan fungsinya agar system peredaran darah tubuh dapat normal.
Untuk gejala kesemutan sendiri ada berbagai penyebabnya, dari proses yang lokal pada organ yang terkena atau karena adanya penyakit lain yang mendasarinya. Kesemutan sendiri dapat disebut sebagai Neuropati, istilah ini sebenarnya hanya menunjukkan suatu kelainan di syaraf tetapi untuk mengetahui penyebabnya perlu dilakukan analisis lebih lanjut. Dan yang sering mendasari dari gejala neuropati ini adalah tumpukan gliserol dalam syaraf akibat dari tingginya kadar gula darah, atau dengan kata lain Neuropati pada penderita Diabetes Mellitus. Kadar lemak dalam darah yang tinggi pun kadang juga memunculkan gejala kesemutan. Pada Proses local jepitan syaraf akan memunculkan gejala kesemutan juga. Bahkan pada keadaan Hypoxia lokal / kurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut akan menyebabkan gejala kesemutan juga. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan yang Holistic (menyeluruh) untuk mengetahui penyebabnya.
Pemilihan dan penggunaan obat perlu dipertimbangkan Risk and Benefit. Tidak dapat dipungkiri obat yang diklaim paling aman pun memiliki efek samping, tetapi apakah efek samping tersebut selalu muncul pada setiap peminumnya?, dan yang terpenting apakah efek samping tersebut akan lebih berbahaya jika muncul dibanding bahaya yang muncul ketika pasien menghentikan konsumsi obat tersebut. Perlu diketahui bahwa beberapa obat ada yang memiliki khasiat yang sama tetapi dengan efek samping yang lebih minimal, tetapi sayangnya obat ini biasanya harganya lebih mahal. Untuk itu penting untuk komunikasi antara pasien-dokter untuk membahas hal ini, terutama pada si Penderita dimana obat perlu dikonsumsi setiap hari dan terus menerus.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!