Jangan terkejut jika ternyata banyak dokter yang juga bertanya kepada
paman Google untuk membantu mendiagnosa dan merawat pasien. Sebuah
survei baru-baru ini yang dilakukan oleh Wolters Kluwer Health
menunjukkan bahwa 46 persen dokter sering menggunakan situs seperti
Google dan Yahoo untuk mengobati, mendiagnosa atau merawat pasien.
Sebagai perbandingan, terdapat 68 persen dokter yang mengatakan bahwa mereka sering membaca jurnal profesional dan 60 persen dokter sering berkonsultasi dengan rekan-rekannya.
Sebanyak 42 persen dokter mengatakan bahwa mereka sering mendapatkan informasi medis dari konferensi dan acara kesehatan, dan 42 persen mengatakan bahwa mereka sering mendapatkan informasi dari situs-situs kesehatan online.
Temuan survei juga mencatat bahwa 63 persen dari dokter melakukan perubahan diagnosis awal berdasarkan informasi baru yang diakses secara online. Sebanyak 90 persen dari dokter berpikir bahwa kemudahan akses terhadap sumber pengetahuan online tersebut telah meningkatkan kemampuan mereka dalam memberikan perawatan. Di lain pohak, sebanyak 12 persen dokter justru berpikir sebaliknya.
Seperti dilansir HuffingtonPost, survei ini melibatkan lebih dari 300 orang dokter yang menjadi anggota American Medical Association. Sekitar setengah dari responden adalah dokter perawatan primer dan setengah lainnya adalah dokter spesialis seperti spesialis radiologi, pengobatan darurat, neurologi, onkologi dan kebidanan atau ginekologi.
Pada tahun 2006, British Medical Journal mempublikasikan sebuah kajian yang menunjukkan bahwa Google adalah alat yang berguna dalam pelayanan dokter, terutama ketika sulit mendiagnosis suatu penyakit.
Para peneliti menemukan bahwa keakuratan Google dalam mendiagnosis penyakit sebesar 58 persen dan mengakui bahwa orang yang melakukan Googling sebenarnya juga memiliki pengetahuan dasar yang luas untuk mengetahui apa yang harus mencari.
Wall Street Journal juga mengomentari hasil survei tersebut. "Tidak ada yang mengatakan Google dan Yahoo tidak menunjukkan orang-orang berton-ton informasi yang berguna, hanya saja bisa jadi sulit untuk memilah gandum dari sekam. Namun sokter dapat menilai kualitas informasi kesehatan yang dicari lebih baik daripada rata-rata orang".
Dan tentu saja dokter bukanlah yang satu-satunya meng-googling informasi-informasi kesehatan. Sebuah survei yang dilakukan oleh Pew Research Center di AS menunjukkan bahwa 61 persen orang Amerika mencari informasi yang berkaitan dengan kesehatan secara online.
Sumber : Detikhealth.com
0 Komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!