Tahukah Anda, selain mengotori paru-parunya dengan zat-zat kimia yang berasal dari asap rokok, sebenarnya para perokok juga membuat tubuhnya kekurangan oksigen. Istilah medis untuk kekurangan oksigen ini adalah hipoksia. Dalam jangka panjang, hipoksia bisa merusak organ-organ tubuh.
"Udara yang kita hirup seharusnya adalah udara yang segar. Tetapi saat kita merokok, udara di sekitar jadi tidak seimbang karena lebih banyak karbonnya (CO). Akibatnya oksigen yang dihirup sedikit," kata DR. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/RSCM Jakarta.
Kondisi tersebut menurut Ari, banyak tidak disadari oleh perokok. Hipoksia juga dapat memengaruhi nafsu makan sehingga berat badan akan sulit bertambah.
"Saat kekurangan oksigen, tubuh melakukan adaptasi dengan menginduksi faktor molekuler penting, yakni Hypoxia Inducible Factor-1a (HIF-a). Molekul ini ikut berpengaruh pada gen lapar, yakni leptin. Sehingga nafsu makan berkurang," katanya saat ditemui seusai sidang disertasinya di FKUI.
"Udara yang kita hirup seharusnya adalah udara yang segar. Tetapi saat kita merokok, udara di sekitar jadi tidak seimbang karena lebih banyak karbonnya (CO). Akibatnya oksigen yang dihirup sedikit," kata DR. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/RSCM Jakarta.
Kondisi tersebut menurut Ari, banyak tidak disadari oleh perokok. Hipoksia juga dapat memengaruhi nafsu makan sehingga berat badan akan sulit bertambah.
"Saat kekurangan oksigen, tubuh melakukan adaptasi dengan menginduksi faktor molekuler penting, yakni Hypoxia Inducible Factor-1a (HIF-a). Molekul ini ikut berpengaruh pada gen lapar, yakni leptin. Sehingga nafsu makan berkurang," katanya saat ditemui seusai sidang disertasinya di FKUI.
Selain karena merokok, hipoksia juga bisa dialami orang yang berada di dataran tinggi atau menderita penyakit kronik. Sebuah penelitian lain yang dilakukan ilmuan dari Universitas Yale, AS, menemukan, nikotin mengaktifkan sel otak tertentu sehingga nafsu makan berkurang.
Artikelnya menarik.
BalasHapus