SETELAH mengalami serangan stroke pertama atau transient ischemic attack (TIA), pasien dengan diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi untuk kembali mengalami stroke atau serangan jantung. Demikian laporan penelitian yang dimuat Archives of Neurology edisi Juni.
Seperti dikutip Healthday edisi Juni, penurunan kadar kolesterol secara agresif dapat membantu mengurangi risiko tersebut. "Pasien yang memiliki stroke atau TIA dan juga diabetes berada pada risiko tinggi untuk kembali mengalami stroke dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki diabetes atau bahkan mereka dengan sindrom metabolik. Terapi statin hampir efektif dalam mengurangi risiko pada pasien dengan maupun tanpa diabetes tipe dua atau sindrom metabolic," kata peneliti Dr Larry B. Goldstein, Direktur Duke Stroke – Duke University Medical Center di Durham.
Pada studi tersebut, tim peneliti menganalisa data dari Riset Stroke Prevention by Aggressive Reduction of Cholesterol Levels (SPARCL). Studi ini dirancang untuk melihat apakah mengonsumsi statin akan mengurangi risiko stroke lanjutan atau TIA. Nah, hasilnya, menurunkan kolesterol, mengurangi kecenderungan untuk mengalami kejadian kardiovaskular pada pasien yang baru mengalami stroke atau TIA. Dalam analisanya, peneliti juga mengamati risiko untuk mengalami kembali stroke, TIA, atau serangan jantung pada pasien dengan diabetes maupun sindrom metabolik.
Dari 4.731 subyek penelitian yang mengalami stroke atau TIA, peneliti menemukan 794 pasien dengan diabetes dan 642 dengan sindrom metabolik. Dibandingkan dengan nondiabetes, pasien dengan diabetes mengalami kecenderungan untuk mengalami stroke, TIA, atau kejadian kardiovaskular yang lain. Mereka juga mengalami kecenderungan untuk membutuhkan angioplasty untuk membuka arteri yang tersumbat.
Pasien dengan sindrom metabolik ternyata tidak memiliki peningkatan risiko untuk mengalami TIA atau kejadian kardiovaskular dibandingkan dengan pasien tanpa sindrom tersebut. Namun, mereka memiliki risiko kebutuhan angioplasty yang lebih tinggi.
Mengontrol diabetes cukup penting setelah kejadian kardiovaskular serius. Dr Ralph Sacco, President American Heart Association/American Stroke Association mengatakan, diharapkan orang dapat mengontrol diabetes, melakukan terapi untuk tekanan darah dan kolesterol mereka
Sumber : http://www.majalah-farmacia.com
Seperti dikutip Healthday edisi Juni, penurunan kadar kolesterol secara agresif dapat membantu mengurangi risiko tersebut. "Pasien yang memiliki stroke atau TIA dan juga diabetes berada pada risiko tinggi untuk kembali mengalami stroke dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki diabetes atau bahkan mereka dengan sindrom metabolik. Terapi statin hampir efektif dalam mengurangi risiko pada pasien dengan maupun tanpa diabetes tipe dua atau sindrom metabolic," kata peneliti Dr Larry B. Goldstein, Direktur Duke Stroke – Duke University Medical Center di Durham.
Pada studi tersebut, tim peneliti menganalisa data dari Riset Stroke Prevention by Aggressive Reduction of Cholesterol Levels (SPARCL). Studi ini dirancang untuk melihat apakah mengonsumsi statin akan mengurangi risiko stroke lanjutan atau TIA. Nah, hasilnya, menurunkan kolesterol, mengurangi kecenderungan untuk mengalami kejadian kardiovaskular pada pasien yang baru mengalami stroke atau TIA. Dalam analisanya, peneliti juga mengamati risiko untuk mengalami kembali stroke, TIA, atau serangan jantung pada pasien dengan diabetes maupun sindrom metabolik.
Dari 4.731 subyek penelitian yang mengalami stroke atau TIA, peneliti menemukan 794 pasien dengan diabetes dan 642 dengan sindrom metabolik. Dibandingkan dengan nondiabetes, pasien dengan diabetes mengalami kecenderungan untuk mengalami stroke, TIA, atau kejadian kardiovaskular yang lain. Mereka juga mengalami kecenderungan untuk membutuhkan angioplasty untuk membuka arteri yang tersumbat.
Pasien dengan sindrom metabolik ternyata tidak memiliki peningkatan risiko untuk mengalami TIA atau kejadian kardiovaskular dibandingkan dengan pasien tanpa sindrom tersebut. Namun, mereka memiliki risiko kebutuhan angioplasty yang lebih tinggi.
Mengontrol diabetes cukup penting setelah kejadian kardiovaskular serius. Dr Ralph Sacco, President American Heart Association/American Stroke Association mengatakan, diharapkan orang dapat mengontrol diabetes, melakukan terapi untuk tekanan darah dan kolesterol mereka
Sumber : http://www.majalah-farmacia.com
0 Komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, Semoga dapat memberi wawasan yang lebih bermanfaat!